SERAYUNEWS – Akhirnya isu IKN muncul di debat pertama Pilpres. Diawali oleh Capres Ganjar yang mempertanyakan sikap Anies terhadap IKN.
Gamblang Anies memberi jawaban atas pertanyaan teraebut, “Ketika Jakarta menghadapi masalah, maka harus diselesaikan. Ditinggalkan bukan berarti masalah selesai. Jangan kayak Belanda, kota tua turun mereka pindah ke selatan. Ketika kita punya masalah yang urgen di depan kita, di Kalimantan kebutuhan membangun sekolah rusak, tol, kereta api itu urgen. Sementara yang kita kerjakan membangun tempat untuk ASN bekerja, bukan untuk rakyat”
Atas jawaban tersebut, Ganjar mengajukan pertanyaan penutup, apakah Anies termasuk dalam kelompok yang menolak pembangunan IKN?
Dengan lugas Anies memberi penjelasan, “Inilah salah satu contoh, produk hukum yang tidak melewati proses dialog publik yang lengkap. Dialognya terjadi ketika sudah jadi UU. Siapapun yang kritis dianggap oposisi, siapa yang pro dianggap pro pemerintah. Tidak ada ruang pembahasan yang komprehensif kepada publik. Ini negara hukum bukan negara kekuasaan.”
Jawaban tersebut memberi penegasan bahwa Anies menanggap bahwa IKN bukan proyek yang harus segera diselesaikan.
Anies memang sejak lama menunjukan sikap ketisksetujuannya terhadap IKN. Dalam.berbagai kesempatan, Anies sering menggunakan analogi seorang ibu-ibu yang berbicara tentang kebutuhan sehari-hari dan keterbatasan keuangan untuk menggambarkan konsepnya terkait IKN. Menurutnya, bangsa ini lebih membutuhkan penguatan sarana kesehatan dan pendidikan sebagai dasar pembangunan yang krusial.***(O. Gozali)