SERAYUNEWS- Tim Penilai Adiwiyata Kabupaten Purbalingga, memulai kegiatan verifikasi lapangan (verlap) terhadap 10 Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten (CSAK). Verifikasi sekolah yang sedang mengikuti proses penilaian ini berlangsung mulai, Selasa (10/9/2024) hingga Kamis (12/9/2024).
Pada hari pertama, tim penilai mengunjungi empat sekolah untuk mengevaluasi kondisi lingkungan sekolah. Wakil Ketua Tim Penilai Adiwiyata, M. Nurdin Luthofa menyatakan, bahwa verifikasi ini bertujuan untuk memastikan kondisi riil sekolah sesuai dengan dokumen administrasi.
“Kami akan melihat kondisi ruang guru, kelas, perpustakaan, mushola, dapur, dan kantin sekolah untuk memastikan kelayakan lingkungan sekolah,” ujar M Nurdin Luthofa, Kepala Bidang PSLB3PKLH Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, Kamis (12/9/2024).
Empat sekolah itu meliputi SMPN 3 Kutasari, SDN 2 Karangjengkol, SMPN 3 Mrebet, dan SMPN 4 Mrebet. Secara keseluruhan, terdapat 10 sekolah yang mengikuti CSAK 2024.
Terdiri dari empat Sekolah Dasar (SD) yakni SDN 1 Dagan, SDN 1 Pandansari, SDN 1 Penolih, dan SDN 2 Karangjengkol.
Kemudian ada enam Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu SMPN 1 Karangjambu, SMPN 2 Rembang, SMPN 3 Karangreja, SMPN 3 Kutasari, SMPN 3 Mrebet, dan SMPN 4 Mrebet.
Nurdin juga menekankan pentingnya meningkatkan jumlah Kader Adiwiyata di sekolah, dengan minimal 20% dari jumlah siswa.
“Untuk sekolah dengan 400 siswa, setidaknya harus ada 80 siswa sebagai Kader Adiwiyata untuk mencapai nilai maksimal,” jelas Nurdin.
Sekretaris Tim Penilai Adiwiyata, Andin Anggoro menambahkan, pada hari kedua dan ketiga verlap, tim akan mengunjungi enam sekolah lainnya.
Pada Rabu (11/9/2024), tim akan memeriksa SDN 1 Dagan, SMPN 3 Karangreja, dan SMPN 1 Karangjambu. Kemudian Kamis (12/9/2024), giliran SDN 1 Penolih, SDN 1 Pandansari, dan SMPN 2 Rembang.
Hasil verlap awal menunjukkan beberapa rekomendasi untuk perbaikan lingkungan sekolah, termasuk penambahan pot tanaman. Selain itu pemanfaatan limbah air wudhu dan cuci tangan untuk menyiram tanaman, serta penanaman pohon vertikal.
“Untuk melakukan penghematan air, limbah air wudhu dan cuci tangan bisa untuk menyiram tanaman. Kami juga menyarankan sekolah bekerja sama dengan pengepul untuk mengelola sampah,” tambah Nurdin.
Bayu Aji Wicaksono, Kepala SDN 1 Karangjengkol, mengungkapkan motivasinya mengikuti program CSAK untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan sehat bagi siswa dan guru.
“Ketika lingkungan nyaman, pembelajaran juga nyaman, dan teman-teman guru dan lainnya juga betah di kelas juga di sekolah. Kemudian ketika lingkungan sehat, pola hidupnya sehat, mereka juga akan sehat,” ungkapnya.