
SERAYUNEWS- Setiap 19 November, masyarakat dunia memperingati Hari Jurnalis Internasional, sebuah momentum penting untuk menghormati jurnalis yang bekerja tanpa henti menjaga arus informasi tetap jernih dan akurat.
Peringatan ini lahir sebagai bentuk apresiasi global kepada mereka yang mempertaruhkan tenaga, waktu, bahkan keselamatan demi menyampaikan kebenaran kepada publik.
Profesi jurnalis memiliki peran strategis dalam sistem demokrasi modern. Melalui laporan, liputan lapangan, dan investigasi mendalam, jurnalis memastikan masyarakat memperoleh gambaran yang jelas terhadap berbagai peristiwa, termasuk isu sosial, politik, ekonomi, serta dinamika dunia internasional.
Sebagai mata dan telinga publik, jurnalis menjalankan tugas penting menghadirkan fakta, membuka ketidakadilan, dan menjembatani informasi antara peristiwa dan masyarakat.
Berikut rangkuman Serayunews dari beberapa sumber mengenai sejarah Hari Jurnalis Internasional yang diperingati setiap tanggal 19 November.
Tradisi jurnalistik memiliki akar panjang dalam sejarah manusia. Mengutip berbagai sumber sejarah:
1. Awal Mula Jurnalistik di Masa Dinasti Han
Jurnalistik sudah dikenal sejak masa Dinasti Han di Tiongkok ketika pemerintah menerbitkan buletin berisi informasi publik. Inilah bentuk awal distribusi berita kepada masyarakat.
2. Lahirnya Surat Kabar Modern
Pada abad ke-17, teknologi mesin cetak mendorong lahirnya surat kabar modern dengan format lebih terstandar. Di Tiongkok, media swasta mulai berkembang pada tahun 1582, menandai era baru jurnalisme modern.
3. Perkembangan di Eropa
Prancis, Prusia, dan Rusia sempat mengendalikan ketat publikasi jurnalistik hingga pertengahan abad ke-19. Namun wilayah seperti Inggris dan Kekaisaran Romawi memberi ruang lebih luas untuk usaha media swasta.
4. Evolusi Jurnalisme di Era Digital
Saat ini, teknologi digital mengubah wajah jurnalisme sepenuhnya. Berita dapat diakses dalam hitungan detik melalui perangkat pintar, memaksa media dan jurnalis untuk terus beradaptasi.
Peringatan ini mulai ditetapkan sejak 2002 sebagai bentuk penghormatan kepada jurnalis di seluruh dunia, khususnya mereka yang gugur saat bertugas.
Pada 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi memberikan dukungan dengan menekankan pentingnya keselamatan jurnalis dan kebebasan pers.
Hingga kini, ribuan kasus kekerasan terhadap jurnalis tercatat dalam tiga dekade terakhir, menjadi alarm global untuk melindungi profesi ini.
Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa peringatan ini memiliki makna besar bagi dunia demokrasi.
1. Menegakkan Kebebasan Pers
Kebebasan pers adalah pondasi demokrasi. Tanpa pers yang bebas, masyarakat kehilangan akses terhadap informasi akurat dan transparan. Hari Jurnalis Internasional mengingatkan dunia untuk menjaga nilai ini.
2. Menghormati Jurnalis yang Gugur
Banyak wartawan gugur saat mengejar fakta mulai dari koresponden perang hingga reporter lokal. Peringatan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap keberanian mereka dalam memperjuangkan kebenaran.
3. Meningkatkan Kesadaran Publik
Jurnalis bekerja dengan tekanan, risiko, dan tantangan besar. Hari Jurnalis Internasional membantu masyarakat memahami betapa penting dan beratnya tugas mereka dalam menjaga ruang informasi tetap jernih.
Di Indonesia dan berbagai negara, tanggal 19 November 2025 menjadi momentum refleksi tentang peran vital jurnalis dalam kehidupan demokrasi. Jurnalis menjaga alur informasi dari sumber ke publik sekaligus memastikan tidak ada celah penyelewengan yang lolos dari pantauan.
Kesadaran publik untuk mendukung kebebasan pers sangat penting, termasuk dengan menghargai kerja jurnalis, melawan disinformasi, dan mendukung media yang kredibel.
Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan masyarakat:
⦁ Membaca dan membagikan informasi dari sumber tepercaya
⦁ Mendukung upaya perlindungan bagi jurnalis
⦁ Mengikuti kampanye atau diskusi publik tentang kebebasan pers
⦁ Menyebarkan edukasi tentang pentingnya jurnalisme profesional
Dengan dukungan masyarakat, jurnalis dapat bekerja tanpa ancaman sehingga ekosistem media menjadi lebih sehat, aman, dan bertanggung jawab.