Banjarnegara, serayunews.com
Kampung Ilmu Serayu Network binaan sosiolog, Imam B. Prasodjo ini, merupakan satu pusat pemberdayaan ekonomi berbasis konservasi. Keberadaan kampung ilmu ini sebagai sarana mengolaborasikan banyak komunitas untuk konservasi guna mengurangi sedimentasi Sungai Serayu mulai dari hulu sungai.
Tak hanya itu, melalui kegiatan ini juga untuk mengembangkan dan peningkatan potensi ekonomi dari masyarakat sekitar Sungai Serayu. Komunitas yang terlibat juga mendapatkan dampak perekonomian, tanpa harus merusak ekosistem sungai.
Pembina Kampung Ilmu serayu Network, Imam B Prasojo mengatakan, kampung ilmu ini merupakan gabungan dari banyak komunitas. Ada komunitas peternak kambing perah maupun pedaging, komunitas tanaman hias, koi, hydoponik, serta beberapa komunitas lain.
Menurutnya, pengembangan model bisnis kambing perah sangat cocok di daerah-daerah hulu sungai. Selain untuk meningkatkan perekonomian, juga bisa menanam pakan ternak yang juga bisa berfungsi sebagai penahan erosi dengan pengolahan modern.
“Teknologi modern untuk mendukung kegiatan perekonomian. Seperti adanya mesin silase untuk mengawetkan pakan, populasi ketersediaan pakan, hingga peningkatan lainnya,” katanya.
Tak hanya itu, juga ada indukan-indukan kambing perah dan penyilangan jenis bibit ternak yang berkualitas. Termasuk pengolahan pupuk sebagai upaya pengembangan tanaman sekaligus media pembelajaran.
“Harus gerakkan masyarakat dan adanya pendampingan, serta pemberdayaan ekonomi yang nantinya ada perubahan dan peningkatan pendapatan,” katanya.
Tak hanya itu, peranan pemuda juga harus ditingkatkan. Sehingga mereka memiliki kesadaran atas potensi yang ada di sekitar. Pemuda ini juga harus berani mengembangkan kemampuannya, dan keberadaan kampung ilmu sebagai tempat belajar bersama.
Mantan ketua HIPMI Banjarnegara, Kartono mengatakan, keberadaan kampung ilmu harapannya bisa bermanfaat bagi seluruh kalangan untuk belajar. Khususnya dalam pemberdayaan ekonomi dan juga konservasi.
“Pemuda ini harus memiliki pandangan masa depan yang lebih baik, termasuk dengan memanfaatkan potensi yang ada. Pemuda juga bisa memanfaatkan keberadaan kampung ilmu ini, untuk belajar sekaligus mengembangkan potensi yang ada,” ujarnya.