SERAYUNEWS – Tidak terasa sebentar lagi bulan suci Ramadan datang. Lalu, kapan 1 Ramadan 1445H berlangsung?
Seperti yang kita ketahui, keputusan 1 Ramadan biasanya terjadi perbedaan, baik dari pemerintah, NU, maupun Muhammadiyah. Namun, perbedaan itu tidaklah sebagai penghalang dalam melakukan ibadah wajib ini.
Karena berangkat dari hal tersebut, dalam artikel ini kami berusaha merangkum dan menyajikan perkiraan 1 Ramadan menurut pemerintah, NU, dan Muhammadiyah
Untuk umat muslim yang sedang menanti bulan penuh keberkahan ini, berikut perkiraan awal Ramadan dalam berbagai versi, yaitu Muhammadiyah, NU, serta pemerintah.
Perlu kita ketahui adanya perbedaan penentuan awal Bulan Hijriah karena Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal.
Pemerintah dan masyarakat NU menggunakan metode imkanur rukyah 2 derajat sebagai patokan sudah masuk ke Bulan Hijriah berikutnya.
Namun, ada banyak masyarakat muslim lain selain Muhammadiyah dan NU yang memulai ibadah puasa berbeda.
Ini merupakan kekayaan Indonesia yang tidak dapat kita elakkan. Selain kaya akan ragam suku, bahasa, Indonesia juga akan agama beserta organisasi di dalamnya.
Pemerintah menentukan tanggal sementara untuk awal 1 Ramadan 1445H pada 12 Maret 2024. Namun, hal ini belum pasti mengingat harus ada sidang isbat terlebih dahulu.
Sama halnya dengan pemerintah, NU menentukan awal awal Ramadan dengan melalui sidang isbat terlebih dahulu.
Bisa disimpulkan juga antara keputusan pemerintah dengan NU akan sejalan. Jika pemerintah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada tanggal 12 Maret, NU akan melakukan hal yang sama.
Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan menggunakan metode yang berbeda.
Penetapan melalui hasil hisab hakiki wujudul hilal dan disahkan melalui pimpinan pusat Muhammadiyah pada 12 Januari 2024 kemarin.
Awal puasa jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Hal ini sudah resmi dan ditandatangani oleh Ketua umum PP Muhammadiyah beserta jajarannya.
Demikian infomasi mengenai penetapan 1 Ramadan 1445 H. Yang perlu kita lakukan adalah menunggu keputusan pemerintah dengan hasil sidang isbat dan berdoa agar ibadah puasa nanti bisa lancar.***(Umi Uswatun Hasanah)