SERAYUNEWS – Kepaduan antargagasan dalam suatu paragraf dikenal dengan istilah “koherensi.” Jika kamu pernah membaca paragraf yang enak dan mudah dipahami, itu berarti paragraf tersebut sudah koheren.
Koherensi adalah keselarasan atau keterkaitan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, sehingga pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulis dengan lancar.
Menurut Wahyu Wiji Nugroho dalam bukunya Karakteristik Bahasa Toni Blank: Kajian Psikolinguistik (2018: 101), koherensi adalah keselarasan yang mendalam antara bentuk dan isi dalam sebuah paragraf.
Contoh kalimat koherensi adalah sebagai berikut: “Pagi tadi, aku pergi ke pasar untuk membeli sayur. Di pasar, aku bertemu dengan teman lama. Kami sempat mengobrol sebentar sebelum aku melanjutkan belanja.”
Kalimat-kalimat tersebut saling terhubung dan nyambung satu sama lain. Setiap kalimat menjelaskan kejadian yang berurutan, sehingga tidak membingungkan.
Hal ini adalah contoh sederhana dari kalimat koheren, di mana ide-idenya saling berkaitan sehingga cerita atau informasi dapat mengalir dengan lancar.
Agar sebuah paragraf dapat dianggap koheren, ada beberapa ciri-ciri khusus yang perlu diperhatikan. Berikut ini penjelasan mengenai ciri-ciri tersebut:
Repetisi adalah pengulangan kata atau frasa dalam paragraf. Tujuannya untuk mempertegas atau mengingatkan pembaca tentang ide utama.
Misalnya, jika kamu menulis tentang “kebersihan lingkungan,” kamu bisa mengulang kata-kata terkait kebersihan, seperti “lingkungan bersih,” “menjaga kebersihan,” atau “pentingnya kebersihan.”
Pengulangan ini membuat ide pokok menjadi lebih jelas dan kuat.
Komparasi berarti membandingkan sesuatu dengan yang lain. Dalam sebuah paragraf, komparasi membantu pembaca lebih paham dengan membandingkan dua hal yang berbeda atau sama.
Contohnya, ketika kamu membandingkan cuaca di kota A yang lebih panas daripada kota B, pembaca dapat lebih mudah memahami perbedaannya.
Paralelisme adalah penggunaan kata atau frasa yang sejajar dalam struktur kalimat. Misalnya, jika kamu menggunakan bentuk kata kerja di awal kalimat, usahakan kata-kata berikutnya juga menggunakan bentuk yang sama.
Contohnya, “Mereka berlari, melompat, dan bermain.” Semua kata kerjanya sejajar, membuat paragraf terasa lebih rapi dan enak dibaca.
Konjungsi penambahan seperti kata “dan,” “serta,” atau “juga” sangat berguna untuk menghubungkan gagasan atau ide tambahan dalam satu paragraf.
Misalnya, jika kamu menulis tentang manfaat olahraga, kamu bisa mengatakan, “Olahraga membuat tubuh sehat, dan juga dapat mengurangi stres.” Dengan adanya konjungsi, kalimat terasa lebih nyambung dan mengalir.
Pronomina adalah kata ganti seperti “dia,” “mereka,” atau “itu.” Penggunaan kata ganti ini penting agar kita tidak harus mengulang kata yang sama terus-menerus.
Misalnya, jika kamu sudah menyebut “buku” di awal paragraf, kamu bisa menggantinya dengan “itu” di kalimat berikutnya supaya tidak terasa monoton.
Penekanan dalam paragraf biasanya digunakan untuk memperkuat suatu ide atau informasi penting. Kata-kata seperti “paling penting,” “utama,” atau “pentingnya” dapat digunakan untuk menekankan maksud tertentu.
Hal ini membantu pembaca fokus pada ide yang kamu anggap penting.
Koherensi sangat penting dalam menulis paragraf. Semua ciri-ciri di atas membantu agar kalimat-kalimat yang kamu tulis dapat saling nyambung dan mudah dipahami pembaca.***