SERAYUNEWS– Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi akan melayangkan protes ke Asian Football Confederation (AFC) atas kepemimpinan wasit di laga antara Indonesia vs Qatar, Senin (15/4/2024) semalam. Beberapa keputusan kontroversial wasit menjadi dasar protes PSSI pada AFC.
“Kita PSSI akan layangkan surat protes. Karena ada beberapa, kartu merah Ivar, mestinya tidak kartu merah. Kita protes,” ungkap Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dalam keterangan resminya di laman PSSI, Selasa (16/4/2024).
Lebih lanjut, Erick menjelaskan, sebagai federasi, PSSI mempunyai otoritas untuk menyampaikan protes resmi. Apalagi ada beberapa episode dalam pertandingan yang merugikan Timnas Indonesia. “Kita sebagai federasi akan melayangkan protes terkait performa wasit,” tutur dia.
“Kalian lihat seluruh rakyat Indonesia, netizen sosial media, semua sama kita. Karena mereka tahu, ini bukan game yang fair. Tapi kita masih punya dua game. Kita fight di atas lapangan,” terang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Pihkanya berpesan di hadapan para pemain agar tidak terpengaruh atas kepemimpinan wasit di laga pembuka. Menurut Erick masih ada dua laga tersisa di putaran grup bagi para pemain untuk tampil habis-habisan.
“Jangan sampai game ini merusak fokus kalian. Kita belum selesai, masih ada dua game. Kita harus fight. Itulah kita. Tadi kalian main bersembilan, fight. Bersebelas harus bisa lebih fight. Masih ada dua game. Pada prinsipnya ini bukan akhir, kita masih punya dua game. Kita harus melawan balik,” ujar Erick.
Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong juga kecewa dengan kinerja wasit dalam laga Indonesia vs Qatar di Stadion Jassim bin Hamad, Doha, Senin (15/4/2024) petang. Juru taktik asal Korea Selatan itu menganggap pertandingan itu agaknya seperti pertunjukan komedi dan sangat berlebihan.
Sebetulnya Skuad Garuda Muda mampu mengimbangi permainan dan menahan serangan penggawa Qatar. Namun, hasil akhir berkata lain serta ditambah kepemimpinan Wasit Nasrullo Kabirov dan Wasit Video Assistant Referee (VAR), Sivakorn Pu-Udom yang banyak merugikan Indonesia.