Purwokerto, serayunews.com
Gelaran kenthongan ini berlangsung di Lapangan Mas Mansoer kampus UMP pada Senin (29/8/2022). Ribuan mahasiswa memadati lapangan dengan membawa kenthongan.
Presiden BEM UMP, Abid Hanafi Samha mengatakan, pemecahan rekor MURI baru ini melibatkan para mahasiswa baru. Mereka mendapatkan tugas ospek untuk membawa kenthongan dan belajar memainkan alat musik tradisional tersebut. Untuk latihan bersama-sama, hanya dua kali sebelum pertunjukan pemecahan rekor MURI tersebut.
“Kita pilih kenthongan karena temanya memang nasionalisme, cinta tanah air. Kita ingin mengajak para mahasiswa baru untuk mengenal dan mencintai budaya bangsa dan kenthogan merupakan budaya Banyumas yang sudah populer,” katanya.
Dalam pertunjukan pemecahan rekor MURI tersebut, mahasiswa membawakan 4 lagu mulai dari lagu Sang Surya. Kemudian berturut-turut tiga lagu daerah yaitu Linggamas, Prau Layar, dan Baturraden. Untuk memandu permainan, panitia menerjunkan grup kenthongan Sekar UMP.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMP, Akhmad Darmawan mengatakan, rekor MURI kali ini merupakan yang ke-4 bagi UMP. Sebelumnya UMP sudah memecahkan rekor MURI untuk kategori investasi saham syariah terbanyak. Kemudian makan es krim ketela terbanyak dan 10.000 solusi untuk bangsa.
“Sebenarnya dalam pertunjukan kenthongan kali ini memainkan 6.000 kenthongan, dan masing-masing mahasiswa memegang dua kenthongan. Kita sangat mendukung kegiatan yang diinisiasi BEM ini, sebab kenthongan memang salah satu budaya yang harus kita lestarikan dan kita kenalkan kepada generasi muda. Terlebih mahasiswa baru UMP ini berasal dari segala penjuru negeri, sehingga tidak semua mengenal kenthongan sebagai budaya Banyumas,” terangnya.
Perwakilan dari MURI, Sri Widayati mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan mahasiswa UMP dan menyebutnya sebagai pertunjukan yang spektakuler. Dari hasil penilaian MURI, ada 3009 mahasiswa yang terlibat memainkan kenthongan dan pertunjukan tersebut masuk dalam rekor MURI untuk pagelaran lagu dengan iringan musik kentongan terbanyak.
“Kegiatan ini resmi kami catat di MURI sebagai rekor yang ke 10.520. Kami berikan penganugrahan pengharganya kepada Universitas Muhammadiyah Purwokerto,” pungkasnya.