SERAYUNEWS – Manajemen Persibas Banyumas, nampak tidak kompak terkait aturan dalam penyelenggaraan pertandingan. Hal itu terlihat dari kontrasnya pernyataan antara Ketua dengan Manajer Persibas, terkait larangan peliputan oleh wartawan beberapa hari lalu.
Ketua Persibas, H Sutarno, menyatakan dengan tegas tidak ada biaya bagi awak media massa yang akan meliput pertandingan Persibas. Bahkan Sutarno memberikan akses khusus, dengan mengirimkan pesan WhatsApp kepada wartawan Serayunews.com untuk free pass masuk stadion.
Saat kejadian, panitia meminta para wartawan membayar retribusi Rp 100 ribu untuk bisa masuk ke stadion. Hal itu kemudian di sampaikan kepada H Sutarno, melalui sambungan telepon.
H Sutarno menyampaikan, media yang akan melakukan liputan boleh masuk stadion dengan menunjukan kartu pers-nya. Tanpa ada biaya apapun, termasuk Rp 100 ribu itu.
“Pakai Kartu Pers Boleh Masuk, Monggo ….WA INI DI TUNJUKAN DI PINTU MASUK,” tulis Sutarno melalui WhatsApp, Minggu sore lalu.
Namun, ‘free pass’ tersebut di anggap tidak berlaku oleh petugas yang berjaga di pintu masuk. Mereka tetap berpedoman pada pernyataan manajer yang menghendaki, media membayar retribusi Rp 100 ribu untuk meliput.
Kejadian penolakan para awak media untuk meliput pertandingan Liga 3 PSSI Jateng 2023 ini, mendapat banyak reaksi. Baik dari masyarakat umum, pengguna media sosial, fotografer, dan jurnalis dari berbagai media nasional.
Pemilik akun Instagram @dimas_prasetyahani yang memiliki akses menghubungi Manajer Persibas, Budi Widiyanto, mengunggah video pernyataan yang cukup membingungkan.
Dalam video yang merekam sambungan telepon antara keduanya, Budi membenarkan adanya biaya retribusi Rp 100 ribu tersebut.
“Kami bukan butuh seratus ribunya, tapi butuhnya adalah biar internal Persibas paham bahwa kita punya media. Dibuat lah aturan, setiap pertandingan ada kontribusi ke media, walaupun nilainya sangat kecil,” kata dia.
Dalam video itu pula, Manajer Persibas menyebut, bahwa Persibas sudah memiliki media sendiri. Semua berita dari tim, terangkum di Persibas.com dan akun Instagram @persibashebat.
Harapannya, media mainstream ketika akan menulis berita Persibas, cukup menyadur dari website mereka tanpa harus liputan langsung di lapangan.
Postingan tersebut, mendapatkan banyak reaksi dari warganet. Setidaknya ada 985 like, 105 komentar, dan 62 kali video tersebut dibagikan.
Pada kolom komentar, pemilik akun @f.arielsetiaputra, menuliskan “GINI AMAT… kami liput Timnas ga bayar kok,” tulisnya.
Komentar di atas, mendapatkan banyak reaksi. Pemilik akun @williabisetyo menuliskan “Ini pak manajer, lihat profilenya masnya. Motret Liga 1 dan Timnas, Ga mbayar. Pengin pro tapi ga tau pro itu gimana,” tulisnya.
Komentar lainnya oleh @lukas.budicah “iki aneh,,,,sini pak liputan di Piala Dunia U17, gak bayar kok untuk media. Malah di kasih fasilitasi FIFA dan liputan Liga 1 di fasilitasi wifi gratis, itu sudah ada regulasinya boss,” ujarnya.
Pernyataan kedua petinggi Persibas Banyumas tersebut, sangat jelas bertolak belakang. Ketua Persibas yang juga Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) membuka pintu untuk wartawan, tetapi manajer tim malah menerapkan aturan berbeda.
Terlepas adanya miss komunikasi atau tidak satu persepsi, kejadian ini menunjukkan kurangnya koordinasi di internal manajemen Persibas. Mengecewakan.