Kampung Laut, serayunews.com
Abudin (41) salah satu warga yang tinggal di RT 01 RW 09 Dusun Bondan mengaku sangat terbantu dengan adanya listrik dari PLTH yang diinisiasi oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap. Abudin mengatakan, bahwa ia sudah tinggal di Dusun Bondan sejak tahun 1997, namun pada waktu itu belum ada listrik untuk penerangan.
Menurutnya sebelum ada listrik, warga hanya mengandalkan penerangan dari pelita atau lampu teplok yang berbahan bakar dari minyak. Suasana di Dusun Bondan nampak gelap kala senja sudah tiba dan aktivitas warga pun terbatas, termasuk untuk belajar anak sekolah.
“Dusun Bondan awalnya itu gelap sekali, terutama anak-anak sekolah juga tidak bisa belajar pada malam hari,” ujar Abudin yang juga ikut memperjuangkan PLTH di Dusun Bondan, Minggu (10/10/2021).
Dua dekade telah berlalu, pembangunan diawali pada tahun 2017 bermula dari bantuan Pertamina berupa instalasi Hybrid Electric One Pool (HEOP) untuk menerangi beberapa rumah warga dengan jumlah 14 kincir angin dan panel surya, dengan kapasitas 6000 WP (Watt Peak) tersebar di sejumlah titik di Dusun Bondan. Namun setiap titik hanya bisa dimanfaatkan untuk empat rumah, itu pun untuk penerangan saja.
Seiring jalannya waktu, di tahun 2018 dibangun kembali 5 kincir angin dan 24 panel surya dengan kapasitas ditingkatkan menjadi 12.000 WP dan tahun 2021 ini kembali ditingkatkan menjadi 16.200 WP dan bisa dimanfaatkan untuk menerangi rumah warga di Dusun Bondan berjumlah sekitar 78 Kepala Keluaga. Dalam pemanfatannya, setiap rumah mendapat jatah 500 watt setiap harinya dan membayar iuran rata-rata Rp 25 ribu/bulan.
“Sekarang sudah banyak perubahan, listrik sudah masuk, bersyukur anak-anak Dusun Bondan bisa belajar maksimal, bisa mengaji di masjid. Rasa syukur yang luar biasa, terimakasih untuk RU IV Cilacap dan pihak terkait lainnya, sudah memperjuangkan Dusun Bondan. Manfaatnya alhamdulillah sangat banyak untuk masyarakat, yang pasti untuk penerangan, menyalakan televisi, charger HP penunjang belajar online,” katanya.
Pjs Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Cilacap, Ibnu Adiwena mengatakan, PLTH merupakan progrma CSR untuk pengentasan daerah 3T (Terluar, Tertinggal dan Terpencil). Upaya tersebut direalisasikan salah satunya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang diberi nama Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin atau disingkat E-Mas Bayu.
“Setelah 3 tahun kami rasa memantau secara teknis agar solar panel dan kincir angin berfungsi dengan baik, karena memang itu adalah kendala dimana sumber daya manusia juga masih kurang, kami harus memberikanan pelatihan maintenance mandiri,” katanya.
Menurutnya akses listrik yang sangat terbatas ini sangat membantu masyarakat, dimana dampaknya sangat dirasakan manfaatnya di era digital ini, termasuk mempermudah untuk mengakses informasi dari media massa.
Selain digunakan untuk menghasilkan penerangan, PLTH juga dimanfaatkan untuk pengoperasian alat desalinasi air dari payau menjadi tawar dan juga untuk aerator tambak kelompok nelayan atau program Energi Mandiri Tambak Ikan (E-Mba Mina).
Sehingga kebutuhan akan air bersih untuk masyarakat terpenuhi, dimana listrik digunakan untuk desalinasi air, yakni pengolahan air payau menjadi air tawar kapasitas 240 L/Jam, dan bisa dimanfaatkan oleh 78 kepala keluarga serta 1 rumah produksi UMKM pesisir.
Dengan PLTH ini diharapakan ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan pendidikan anak-anak khususnya di Dusun Bondan jadi lebih baik. Program ini juga sebagai upaya untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDG’s) pada poin satu, mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di manapun.
“Ketika energinya sudah ada, akses air besih ada, yang dibutuhkan exit program betul mandiri, bisa berkembang menjadi satu wadah ekonomi, kami nilai baiknya untuk pengembangan koperasi,” ujarnya.