SERAYUNEWS – Kolaps adalah suatu kondisi ketika seseorang tiba-tiba kehilangan kesadaran atau jatuh karena sistem tubuh tidak dapat melakukan fungsi normal.
Kemudian, kolaps dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti tekanan darah rendah, gangguan jantung, dehidrasi, hipoglikemia, atau kelelahan ekstrem.
Meskipun kolaps mendadak dalam olahraga tidak terlalu sering terjadi, bukan mustahil bagi beberapa atlet profesional dan amatir untuk mengalaminya.
Dalam olahraga dengan intensitas tinggi, seperti sepak bola, basket, atau maraton, hal ini lebih sering terjadi, tetapi bulu tangkis juga tetap berisiko, terutama jika pemain tidak memperhatikan kondisi fisik.
Terkadang, ada seorang pemain bulu tangkis ambruk di tengah permainan tanpa tanda-tanda sebelumnya.
Kejadian ini menyoroti pentingnya pemahaman mengenai penyebab dan langkah pencegahan agar risiko serupa dapat berkurang.
1. Gangguan Jantung Mendadak
Salah satu penyebab utama adalah henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest/SCA), yang sering terjadi pada individu dengan riwayat penyakit jantung dan tidak terdeteksi sebelumnya.
Faktor pemicu dapat berupa aktivitas fisik berat, tekanan emosional, atau kelainan jantung yang tidak terdiagnosis.
2. Ketidakseimbangan Elektrolit dan Dehidrasi
Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, gangguan keseimbangan elektrolit, dan menyebabkan pingsan saat beraktivitas fisik.
Elektrolit seperti natrium, kalium, dan magnesium berperan penting dalam kontraksi otot dan fungsi saraf, sehingga ketidakseimbangan dapat berdampak serius.
3. Hipoglikemia (Gula Darah Rendah)
Pemain yang tidak makan dengan cukup sebelum bermain dapat mengalami penurunan kadar gula darah signifikan, dapat menyebabkan penurunan energi dan akhirnya kolaps.
Gejala awal hipoglikemia meliputi keringat dingin, pusing, gemetar, dan kesulitan berkonsentrasi.
4. Serangan Panas (Heat Stroke)
Berolahraga di tempat panas tanpa cukup hidrasi dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh ekstrem yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran dan heat stroke.
Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat berakibat fatal.
5. Overexertion (Kelelahan Berlebihan)
Bermain dengan intensitas tinggi tanpa istirahat yang cukup dapat memicu kelelahan ekstrem, gangguan sirkulasi darah, hingga pingsan.
Otot yang terlalu lelah lebih rentan terhadap cedera dan dapat memperburuk kondisi.
Untuk mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi saat berolahraga contohnya seperti kolaps, Anda dapat melakukan beberapa pencegahan seperti berikut ini.
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemain, baik amatir maupun profesional, disarankan menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengidentifikasi kemungkinan penyakit jantung atau kondisi medis lainnya.
Tes elektrokardiogram (EKG) dan tes stres jantung dapat membantu mendeteksi bahaya sejak dini.
2. Hidrasi yang Cukup
Minum air yang cukup sebelum, saat, dan setelah bermain penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Sebelum bermain hindari minuman berkafein atau beralkohol karena dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
3. Asupan Gizi yang Seimbang
Mengonsumsi makanan bergizi sebelum bermain, seperti karbohidrat dan protein, dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Untuk memberikan energi tahan lama, pilih makanan yang mengandung serat dan lemak sehat.
4. Pemanasan dan Pendinginan
Selalu lakukan pemanasan sebelum bermain untuk mengurangi risiko cedera dan pendinginan setelah bermain agar tubuh dapat beradaptasi dengan baik.
Pemanasan membantu meningkatkan sirkulasi darah ke otot, sementara pendinginan mencegah tekanan darah turun secara tiba-tiba.
5. Memperhatikan Kondisi Tubuh
Segera hentikan aktivitas dan istirahat Jika merasa pusing, lelah berlebihan, atau mengalami gejala tidak biasa lainnya.
Jangan memaksakan diri bermain jika tubuh menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
6. Pertolongan Pertama dan Kesadaran Akan Tindakan Darurat
Memiliki pengetahuan dasar tentang CPR (resusitasi jantung paru) dan cara menangani kondisi darurat sangat penting.
Pemain dan panitia pertandingan sebaiknya memiliki akses ke defibrilator otomatis eksternal (AED) untuk menangani henti jantung mendadak.
7. Jangan Mengambil Kok dengan Posisi Membungkuk
Posisi badan membungkuk dapat menyebabkan terganggunya aliran darah ke otak, karena posisi kepala lebih rendah dari jantung. Akibatnya dapat menyebabkan pusing bahkan kolaps mendadak.
Kasus kolaps mendadak saat bermain bulu tangkis mengingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan dan memahami batas tubuh. Dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko kejadian serupa dapat berkurang.***