SERAYUNEWS – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyumas menggelar diskusi bertema Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Si Panji Purwokerto, Senin (17/02/2025).
Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas Jaka Budi Santosa. Kemudian ada juga Dandim 07/01 Banyumas Letkol Arm Ida Bagus Adi Purnama.
Selain itu Kabag SDM Polresta Banyumas Kompol Sukarwan, serta Manager Penjualan Jateng 4 Pupuk Indonesia, Dadi Rosida.
Ketua PWI Banyumas Periode 2024-2027, Liliek Darmawan, menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan program strategis Pemerintah pusat. PWI memandang penting untuk membahas implementasi program ini di tingkat daerah.
“Maka dari itu, kami memilih tema ini. Program Pemerintah pusat kami breakdown ke daerah untuk melihat bagaimana implementasinya di lapangan,” ujar Liliek.
Diskusi ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Pers Nasional ke-79. Liliek menambahkan bahwa media memiliki peran penting dalam mengawal serta menyebarluaskan informasi terkait kebijakan dan program ketahanan pangan kepada masyarakat.
Jadi, kami menghadirkan narasumber yang berkaitan langsung dengan ketahanan pangan. Seperti Pemda melalui Dinas Pertanian, TNI, Polri, serta PT Pupuk Indonesia. Keberhasilan panen juga tidak lepas dari peran pupuk, tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Banyumas, Jaka Budi Santosa, mengungkapkan bahwa produksi gabah atau beras di Banyumas saat ini masih surplus. Namun, produksi jagung dan kedelai masih belum optimal.
Beras kita surplus, rata-rata produksi tahunan mencapai 80 ton, sedangkan kebutuhan sekitar 60 ton untuk 1,5 juta jiwa, jelas Jaka.
Namun, ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada hasil produksi. Distribusi hasil panen, biaya produksi, sistem irigasi, serta ketersediaan pupuk juga menjadi faktor krusial.
Mengenai ketahanan pangan, upaya kami adalah meningkatkan intensifikasi, optimalisasi sembilan bahan pokok, bibit, pupuk, irigasi, serta produksi dan distribusi hasil pertanian di Kabupaten Banyumas, tambahnya.
Dadi Rosida dari PT Pupuk Indonesia menjelaskan bahwa alokasi dan serapan pupuk subsidi di Banyumas tergolong sangat baik.
Pada 2021, alokasi pupuk urea mencapai 19 ribu ton dan MPK 11 ribu ton, dengan realisasi penyaluran 71 persen untuk urea dan 98 persen untuk MPK.
Alokasi kebutuhan pupuk di Banyumas memang lebih besar untuk pupuk NPK. Kebutuhan pupuk bersubsidi masih dapat mengkover kebutuhan petani dengan realisasi yang ada, jelasnya.
Selain penyediaan pupuk, PT Pupuk Indonesia juga memiliki program-program pendukung bagi petani, seperti uji kandungan tanah untuk menentukan dosis pupuk yang optimal.
Kami juga memiliki program demplot serta program tebus bersama untuk memastikan distribusi pupuk tepat sasaran, tambahnya.
Senada dengan pernyataan narasumber lain, Dandim 07/01 Banyumas dan Polresta Banyumas menegaskan, bahwa mereka turut mendukung ketahanan pangan dengan menggandeng petani melalui program demplot dan optimalisasi lahan pekarangan.
Dengan adanya kolaborasi berbagai pihak, harapannya program ketahanan pangan dapat berjalan optimal dan berkontribusi terhadap kemandirian pangan nasional.