SERAYUNEWS – Buku berjudul Kristen Muhammadiyah menuai kontroversi di masyarakat.
Buku tersebut ditulis oleh dua tokoh yaitu Abdul Mu’ti dan Fajar Riza. Salah satu penulisnya, Abdul Mu’ti berikan penjelasan terkait istilah Kristen Muhammadiyah
Ia menjelaskan bahwa istilah Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) muncul setelah dirinya dan Fajar Riza Ul Haq merilis buku terbarunya.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah dengan tegas menyebut bahwa istilah itu bukan sebagai teologis.
Dalam akun instagram pribadinya, ia menjelaskan bahwa Kristen Muhammadiyah merupakan varian sosiologis.
Ia menggambarkan adalah para pemeluk Agama Kristen/Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah.
Selanjutnya, Abdul Mu’ti menerangkan bahwa KrisMuha tidak menjadi bagian anggota dari Muhammadiyah.
Mereka tetap menganut Agama Kristen/Katolik yang teguh menjalankan nilai dan ajaran agamanya.
Jadi, tambah dia bahwa varian KrisMuha bukanlah sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan Islam.
Namun, merupakan simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen.
Dirinya mengganggap bahwa kedekatan dan simpati kepada Muhammadiyah karena pengalaman berinteraksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah ketika belajar di sekolah atau lembaga pendidikan Muhammadiyah lainnya.
Tokoh yang bergelar profesor itu diakhir tulisannya, juga mengatakan mereka tetap teguh menjadi pemeluk Kristen/Katolik karena selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah mendapatkan pendidikan Agama Kristen/Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama Kristen/Katolik sebagaimana diatur dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Varian Kristen Muhammadiyah yang kontroversi di berbagai kalangan ini juga menunjukkan peranan pendidikan dalam membangun kerukunan antar umat beragama dan persatuan bangsa.*** (Farikh Hariyadi)