SERAYUNEWS– Kuota pupuk subsidi di wilayah Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal sangat minim. Hal itu membuat petani bereaksi dan mengadu ke Anggota DPRD Kabupaten Tegal Abu Suud saat menggelar Reses di Desa Setu, Kecamatan Tarub, pekan lalu.
“Jumlah kuota pupuk di desa kami tidak memenuhi kebutuhan petani,” kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kali Biru Desa Setu, Sarip.
Dia mencontohkan, petani yang memiliki lahan 1 hektare, namun kuota pupuk yang diperolehnya hanya untuk 0,5 hektare. Dan untuk memenuhi sisanya, terpaksa petani harus membeli pupuk non subsidi.
“Kondisi seperti itu hampir dialami seluruh petani di desa kami,” keluh Sarip kepada Abu Suud.
Dia mengungkapkan, jatah kuota pupuk subsidi ini sepertinya tidak sebanding dengan program Presiden Prabowo Subianto yang menghendaki ketahanan pangan ditingkatkan.
“Pemerintah pusat ingin ketahanan pangan diprioritaskan, tapi kenyataan di daerah, pupuk subsidi justru dipersulit,” cetusnya.
Tidak hanya itu, menurut Sarip, di wilayah lahan pertaniannya juga banyak tersier yang rusak. Sehingga air untuk irigasi tidak bisa mengalir lancar. Diharapkan, pemerintah daerah segera memperbaiki tersier tersebut. Termasuk jalan usaha tani juga harus diperbaiki.
“Kami minta pupuk subsidi jangan dipersulit. Tersier dan jalan usaha tani supaya diperbaiki. Sehingga petani bisa sejahtera dan perekonomian meningkat,” ujarnya.
Saat menanggapi itu, Abu Suud mengaku bakal menyampaikan keluhan tersebut ke dinas terkait. Dirinya tak menampik, pupuk subsidi di Dapil IV yang meliputi Kecamatan Tarub, Pangkah dan Kedungbanteng memang minim.
Para petani kerap kekurangan pupuk. Untuk memenuhinya, banyak petani yang menggunakan pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal. Jika demikian, tentunya modal petani semakin bengkak.
“Harapan kami, kuota kebutuhan pupuk supaya dievaluasi kembali. Sehingga petani tidak kekurangan pupuk,” tandasnya.