SERAYUNEWS – Ajang Piala Eropa 2024 telah resmi berakhir. Kemenangan Spanyol 2-1 atas Inggris dalam partai final, mampu meninggalkan catatan manis.
Selain sukses menjadi negara terbanyak yang mengangkat trofi Henry Delaunay sebanyak 4 kali, Spanyol juga mampu mematahkan kutukan di Piala Eropa.
Kutukan tersebut adalah gagal juara apabila ada tim yang dapat mengalahkan Jerman. Mitos itu dipercaya dan berlaku sejak EURO Tahun 2000 silam.
Seperti kita ketahui, anak asuh Luis de la Fuente dapat mengalahkan Inggris dengan skor akhir 2-1.
Laga puncak ini berjalan di Olympiastadion, Kota Berlin pada Minggu (14/7/2024) malam waktu setempat atau Senin (15/7/2024) dini hari WIB.
Selanjutnya edisi Euro 1996, Jerman berhasil keluar sebagai juara. Lalu, empat tahun berselang, yakni di Piala Eropa 2000, kutukan Jerman mulai aktif.
Saat itu, yang jadi korbannya adalah Inggris dan Portugal. Keduanya mengalahkan Der Panzer di penyisihan grup. Inggris mengalahkan Jerman lewat gol tunggal dari Alan Shearer.
Mirisnya, kemenangan atas Jerman itu menjadi satu-satunya yang diraih The Three Lions dan gagal lolos.
Sementara itu, Portugal menghabisi pasukan Erick Ribbeck dengan skor telak 3-0. Naas, mereka harus merasakan kutukan usai keok dari Prancis di semifinal.
Kutukan Jerman berlanjut pada Piala Eropa 2004. Kalau sebelumnya korban ada dua yakni Portugal dan Inggris, kini korbannya hanya Republik Ceko.
Sejatinya, Ceko adalah kuda hitam kala itu. Di laga ketiga babak grup, saat Jerman butuh kemenangan untuk lolos, mereka malah menjadi korban keganasan Ceko.
Sialnya, Pavel Nedved dan kawan-kawan bermain anti klimaks di semifinal. Skuad Ceko menangis dan harus mengubur mimpinya lolos ke final usai takluk di tangan Yunani yang keluar sebagai juara edisi itu.
Berikutnya, di Piala Eropa 2008, Jerman sukses melangkah ke partai final. Namun yang perlu dicatat, Der Panzer di babak grup sempat ditaklukan oleh tim kuda hitam Kroasia.
Skuad yang mumpuni karena diisi oleh pemain seperti Ivan Rakitic hingga Luka Modric. Namun, mereka tampil mengesankan di babak grup tak membuat Kroasia melangkah mulus di babak berikutnya.
Anak asuh Vatreni mendapat ujian saat menghadapi kuda hitam lainnya, Turki. Kroasia dipaksa bermain seri 1-1 hingga akhirnya harus diselesaikan lewat babak adu penalti.
Di babak penalti, Petric, Rakitic, dan Modric gagal melaksanakan tugasnya dan langkahnya pun terhenti di tangan Turki.
Kutukan Jerman kembali berlaku di Piala Eropa 2012. Kali ini, Italia yang Cesare Prandelli asuh seperti kena batunya setelah menghentikan langkah Jerman untuk menorehkan back to back menuju final.
Italia yang masih diperkuat Gianluigi Buffon hingga Andrea Pirlo menghadapi Jerman di semifinal. Mario Balotelli menjadi bintang lapangan dengan berhasil menjebol gawang Manuel Neuer dua kali.
Petaka berlanjut ketika melawan Spanyol di final. Tim arahan Vicente del Bosque justru bisa menghajar Italia dengan skor sangat mengejutkan yakni 4-0.
Sementara itu, kutukan Jerman dalam Piala Eropa 2016 tak berakhir. Prancis yang bertindak menjadi tuan rumah dan dijagokan keluar sebagai pemenang harus menambah deretan korban kelima.
Brace dari Antoine Griezmann, membuat Manuel Neuer tidak berkutik saat itu, sehingga mengantarkan Les Blues menuju partai puncak.
Namun, nasib apes menimpa Prancis di menit 109 usai hasil kacamata menghiasi waktu normal. Pemain Portugal yang tak diperhitungkan yakni Eder, menjebloskan satu-satunya gol ke gawang Hugo Lloris.
Itulah deretan kutukan gagal juara usai mengalahkan Jerman di Piala Eropa sejak tahun 2000 silam. Kemudian, ini berakhir dengan juaranya Spanyol.
Kemudian, terakhir Timnas Inggris yang kembali merasakan kutukan Jerman. Jerman yang Joachim Low pimpin, harus rela pulang kampung lebih cepat usai kalah dari pasukan Southgate lewat dua gol dari Sterling dan Harry Kane.
Langkah Inggris tak terhenti dan melaju ke babak final Piala Eropa 2020. Slogan Football is Coming Home berkumandang kencang di seantero Wembley jelang Inggris hadapi Italia di final.
Sayangnya, Inggris gagal jadi juara setelah kalah lewat adu penalti. Sebelumnya, Harry Kane dan kolega melewati waktu normal dan perpanjangan waktu dengan skor 1-1.
***