CILACAP,SERAYUNEWS.COM-Berbentuk mirip seperti ular, ikan jenis ini ternyata memang kerabat dari ikan laut dan belut. Ikan ini memiliki bentuk moncong seperti ikan pada umumnya, hidung terletak pada ujung moncong dan tepat di belang terdapat sepasang mata lateral. Sirip ikan ini berbentuk memanjang dari dada hingga mendekati ekor. Pada bagian punggung juga ditemukan sirip yang memanjang ke bagian ekor. Dipangkal kepala, terdapat sepasang insang yang masing masing bersirip. Warna sisik ikan ini, terlihat putih keabu abuan. Sekilas seperti transparan, sehingga apabila terkena cahaya maka terlihat memendar berkilauan.
Masyarakat pada umumnya, mengenal ikan ini dengan nama ikan Sidat. Seperti halnya belut, sisik Sidat memiliki kutikula dan kolagen yang licin. Sidat tergolong ikan pemakan zooplankton dan vertebrata air seperti larva serangga, ikan kecil. Dalam kondisi sumber bahan makanan yang menipis, sidat dapat menkonsumsi avertebrata seperti molusca dan kerang. Berbagai manfaat maupun khasiat dari ikan ini telah banyak diceritakan dari mulut ke mulut. Ketersediaan fitoplankton juga menjadi alternatif makanan bagi sidat. Di Cilacap, ikan jenis ini awalnya banyak ditemukan disekitar perairan laguna Segara Anakan. Namun kini semakin langka.
Sejak 1980, Penangkapan ikan Sidat telah dilakukan banyak masyarakat di kawasan tersebut. Namun, budidaya ikan sidat di Kabupaten Cilacap belum bisa berkembang. Selain karena keterbatasan keahlian, benih ikan sidat juga masih mengandalkan hasil tangkapan alam. Hasilnya, ketersedian benih belum bisa stabil. Maraknya penelitian ikan sidat dan meningkatnya permintaan pasar pada komoditas ikan sidat, mengilhami para kelompok petani yang mulai membudidayakan ikan sidat.
Salah satu hasil penelitian menyebutkan, kandungan DHA ikan sidat ternyata lebih banyak dibandingkan dengan ikan Salmon. Hal itu diungkapkan Direktur salah satu perusahaan Agrobisnis di Jakarta, Marlini Hasan. Dari 8 spesies yang ada di Indonesia, dua jenis ikan sidat yang paling terkenal yaitu jenis Bicolour dan Marmorata. Bicolour berwarna hitam polos dengan garis putih di bagian bawahnya yang memanjang dari kepala sampai ekor. Sedangkan Marmorata punya warna abu-abu coklat dengan bintil-bintil gelap.
“Ikan ini hidup di dua lingkungan perairan. Tumbuh dan besar di air tawar, bertelur di air asin di laut. Makanya banyak bibit ikan sidat (ikan sidat baru lahir) sering ditemui di muara sungai dekat laut,” jelas Marlini, seperti dikutip Detik Finance pada medio 2015 lalu.
Direktur PT. Agromania Mitra Artha ini menjelaskan, kandungan vitamin A pada ikan sidat mencapai 45 kali lipat dari kandungan vitamin A yang terkandung pada susu sapi. Vitamin lainnya seperti vitamin B1 dalam ikan sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1 pada susu sapi. Kandungan gizi dalam ikan sidat bahkan lebih unggul ketimbang ikan salmon yang dikenal kaya Decosahexaenoic acid (DHA), yaitu kandungan gizi yang sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak.
“Dibanding ikan salmon, sidat mengandung DHA sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram. Sidat juga memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gramya,” pungkasnya.
Pemanfaatan kandungan vitamin maupun gizi pada ikan Salmon, seringkali diolah menjadi multivitamin. Begitu juga dengan ikan sidat dengan kandungan gizi dan vitamin yang bahkan melebihi ikan Salmon. Seperti salah satu multivitamin Gizidat. Dalam pengolahannya, Gizidat diproses oleh tangan profesional dengan berbagai bahan alami. Diantaranya madu hutan dan temulawak. Kombinasi ketiga bahan itu sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
Berdasarkan data dari situs Gizidat, Kandungan DHA dan EPA yang lebih tinggi daripada ikan Salmon, dipercaya bermanfaat sebagai asupan gizi yang baik bagi kecerdasan anak. Curcuma dalam Temulawak menyempurnakan proses pertumbuhan anak dengan disertai efek nafsu makan dari temulawak membuat anak semakin optimal tumbuh. Curcuma dalam Temulawak juga merupakan zat aktif yang memiliki fungsi kekebalan bagi tubuh, menekan tumbuhnya parasit dan mencegah hepatitis anak. Sementara Madu Hitam, memiliki kandungan nutrisi yang lebih banyak dari madu ternak yang biasanya menggunakan lebah Australia (Apis mellifera).
Pemilihan madu hutan juga didasari bahwa madu hutan memiliki nutrisi yang lebih kaya dan manfaatnya lebih baik dari madu ternak. Karena jenisnya yang banyak Gizidat akan memiliki karakter rasa yang berbeda sesuai letak geografis, ketersediaan nektar daerah hasil panen.
Manajer Pemasaran Gizidat, Achmad Subarkah SE menjelaskan, produk Gizidat diproses tanpa campuran bahan kimia. Tidak hanya itu, Gizidat diolah tenaga profesional yang teruji bertahun tahun menghasilkan produk berkualitas.
Terkait denga izin produksi, Gizidat yang diproduksi CV Bumijawa Cilacap, mempunyai izin dari Dinas kesehatan provinsi semarang dengan izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) dengan nomor .503/479/2016/2.
“Pendistribusian produk Gizidat juga sudah sampai ke apotek-apotek yang sudah jelas di percaya oleh masyarakat untuk membeli produk-produk resmi seperti Gizidat ini,” kata lulusan S2 Magister Manajeman Universitas Janabraya Yogyakarta ini.