SERAYUNEWS – Budaya Banyumas kembali mendapatkan sorotan lewat gelaran Lengger Bicara 2025, acara spektakuler yang mengombinasikan pagelaran seni, pelatihan kreatif, kolaborasi antarbudaya, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Even yang diselenggarakan 20–22 Juni 2025 di GOR Satria, Purwokerto, ini tak hanya menampilkan keindahan tari Lengger Banyumas.
Namun, ini juga membuka ruang partisipatif bagi masyarakat nasional hingga internasional.
Menurut laporan RRI, tema utama pagelaran ini adalah Satria Swarna Banyumas, sebuah bentuk penghormatan generasi baru terhadap nilai luhur tradisi, keberanian, dan kemuliaan budaya Banyumas.
Acara berawal dengan Art Camp, workshop seni selama tiga hari (20–22 Juni) di berbagai lokasi seperti Hetero Space dan Baturraden Adventure Forest.
Program pembelajaran langsung oleh maestro Lengger, Rianto, menghadirkan pengalaman autentik bagi peserta pemula hingga profesional.
Puncak acara, pada 21–22 Juni 2025, adalah Festival Lengger Bicara di kompleks GOR Satria Purwokerto.
Dari pagi hingga malam pengunjung bisa menyaksikan panggung utama, lomba kesenian, pesta dolanan anak, flashmob tari Lengger, hingga penampilan seni lokal seperti Ebeg, Kenthongan, Kethoprak, Calengsai, dan Gondolio.
Tidak ketinggalan, booth bazar UMKM turut meramaikan, menampilkan produk-produk lokal dan meningkatkan ekonomi kreatif.
Pada unggahan Instagram @lenggerbicara, terlihat antusiasme besar masyarakat.
“✨ Budaya Banyumas kembali bersuara! Festival Lengger Bicara 2025 hadir di GOR Satria Purwokerto! 22 Juni 2025 | ⏰ Pukul 09.00 Open Stage…”
Caption ini ditambahkan dengan video pendek yang penuh semangat, seolah menyapa dan mengundang netizen untuk datang dan turut ambil bagian dalam kemeriahan budaya Banyumas.
Art Camp bukan hanya sekadar pelatihan tari, melainkan sebuah perjalanan budaya dan alam.
Warna alam dan filosofi banyumasan meresap melalui pengalaman langsung mengikuti dance immersion di Telaga Sunyi dan hutan Baturraden.
Peserta dari dalam dan luar negeri turut dilibatkan, menjadikan Art Camp sebagai ajang kolaborasi seni dan interaksi budaya lintas batas.
Dalam festival ini, UMKM lokal mendapatkan spotlight melalui bazar kreatif. Booth-booth menampilkan produk khas Banyumas seperti kriya tangan, kuliner lokal, dan cendera mata budaya.
Ini bukan sekadar lapak jualan—melainkan bagian dari gerakan revitalisasi ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Festival ini bukan hanya ajang unjuk talenta, melainkan ruang diskusi dan kolaborasi. Digagas oleh Yayasan Lengger Bicara Banyumas, kegiatan ini melibatkan sanggar tari, pelaku seni tradisional, pemerintahan daerah, dan komunitas pemuda.
Program seperti flashmob tari Lengger bahkan mengajak masyarakat umum untuk turut berpartisipasi—menumbuhkan rasa memiliki terhadap warisan budaya.
Lengger Bicara 2025 hadir sebagai antitesis modernisasi yang mengabaikan akar budaya. Ia memosisikan tradisi bukan sebagai warisan basi, melainkan sumber inspirasi, kreativitas, dan modal sosial.
Lewat Art Camp dan festival, yang hadir tidak sekadar penonton, tetapi ikut merajut makna di balik gerak tari, kronika alam Banyumas, dan semangat gotong royong ekonomi lokal.***