SERAYUNEWS– Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut hampir setiap daerah di Indonesia, memiliki batik. Dia meminta komitmen semua pihak untuk turut melestarikan batik. Terlebih, batik telah ditetapkan Unesco sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi, sejak 14 tahun lalu.
Menurut Taj Yasin, di balik setiap pola dan corak batik, terkandung cerita dan sejarahnya sendiri-sendiri. Filosofi ini harus dikenalkan kepada generasi muda secara terus menerus, agar batik tetap lestari.
Wagub menyampaikan itu di pembukaan Pameran Bersama Museum “Mbabar Mustiko”, di Museum Batik Pekalongan, Selasa (25/7/2023).
Dijelaskan, upaya mengembangkan batik dilakukan dengan melakukan inovasi. Salah satunya, pada desain, baik dari sisi motif maupun model, agar lebih modis. Ia menilai fesyen batik yang menarik, akan membuat generasi muda tidak enggan mengenakannya.
Ketika mereka mulai senang mengenakan batik, maka kecintaannya terhadap batik pun akan tumbuh. “Yang penting bagaimana adik-adik kita, anak-anak kita, ketika nongkrong, hangout, pakai batik nyaman,” ujar Wagub Taj Yasin dikutip serayunews.com dari laman Pemprov Jateng.
Lebih lanjut Wagub Taj Yasin menyebutkan, batik merupakan bagian dari budaya. Dia mencontohkan, ketika kita bicara tentang batik, antara Pekalongan, Banyumasan, Laseman, Kota Pati tema batiknya berbeda. “Ternyata memang kekhasan daerahnya seperti itu, kebudayaannya seperti itu, sehingga batik ini bercerita tentang sejarah negara kita,” urainya.
Orang nomor dua di Jateng itu meminta, kepala daerah dan para tokoh, berperan penting untuk menjadi trendsetter. Dia menceritakan, sekitar 2018, mengenakan sarung batik masih dianggap sebagai pakaian perempuan.
Wagub Taj Yasin dan Gubernur Ganjar Pranowo kemudian seringkali mengenakan sarung batik di berbagai acara. Tak lama kemudian, kebiasaan itu menjadi tren. “Ketika ternyata Mas Ganjar pakai, saya pakai, akhirnya sekarang di mana-mana produksi sarung batik ada,” ujarnya.
Dia mengisahkan, dulu hanya Solo, Pekalongan, yang motifnya tidak menyentuh ke anak muda. Namun sekarang mereka terus berinovasi agar lebih diterima semua kalangan.
“Abstraknya bagaimana, desainnya bagaimana, mengikuti anak-anak muda, sehingga mereka saat ini lebih senang memakai sarung yang bermotif batik,” pungkasnya.