SERAYUNEWS- Kabupaten Banyumas akan merayakan Hari Jadi ke-454 pada Tahun 2025 dengan serangkaian acara budaya yang meriah.
Salah satu acara utama yang masyarakat nantikan adalah Kirab Pusaka, sebuah prosesi sakral yang menampilkan pusaka-pusaka kebesaran daerah Kabupaten Banyumas.
Empat Pusaka berupa Tombak Kyai Genjring, Keris Kyai Gajah Endro, Keris Kyai Nalapraja, dan Keris Kyai Sempana Bener akan dipertontonkan kepada masyarakat saat Prosesi Kirab Pusaka.
Ini adalah rangkaian Hari Jadi ke-454 Kabupaten Banyumas, Minggu, 16 Februari 2025 besok. Segenap pendukung kirab terdiri dari para pelajar, mahasiswa, seniman, Kakang Mbekayu Banyumas dan budayawan.
Mereka telah melaksanakan persiapan gladi kotor di Pendopo Wakil Bupati dan Pendopo Si Panji Kabupaten Banyumas, pada Kamis, 13 Februari 2025 kemarin.
Prosesi kirab pusaka tahun ini dijadwalkan akan dipimpin oleh Pj Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar.
Dia akan hadir bersama anggota Forkopimda, pimpinan dan anggota DPRD, kepala dinas/instansi, camat, kepala desa/kelurahan, dan warga masyarakat yang akan mengenakan pakaian adat Banyumasan.
Rencanya, kirab tersebut mulai pukul 08.00 WIB dari halaman Pendapa Rumah Wakil Bupati menyusuri Jalan Jenderal Sudirman menuju Pendapa Si Panji yang berjarak sekitar 2 km.
Menurut rencana, ruas Jalan Jenderal Sudirman akan tutup total bagi kendaraan sejak pukul 08.00 WIB.
Pemkab Banyumas mengimbau kepada masyarakat yang hendak melalui Jalan Jenderal Sudirman saat prosesi ini berlangsung untuk mencari jalur alternatif lain.
Kirab Pusaka bukan sekadar prosesi seremonial, tetapi juga memiliki makna spiritual dan historis yang mendalam.
Pusaka yang dikirab merupakan simbol kepemimpinan, kebijaksanaan, dan perlindungan bagi masyarakat Banyumas.
Setiap pusaka memiliki kisah tersendiri yang berkaitan dengan perjalanan sejarah Kabupaten Banyumas.
1. Tombak Kyai Genjring: Simbol kekuatan dan keteguhan pemimpin.
2. Keris Kyai Gajah Endro: Mewakili keberanian dalam mengambil keputusan.
3. Keris Kyai Nalapraja: Menggambarkan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat.
4. Keris Kyai Sempana Bener: Lambang kesucian dan kejujuran dalam menjalankan pemerintahan.
Prosesi kirab bermula dengan upacara dan penyerahan Tombak Kiai Genjring dari Pj Bupati Banyumas kepada Suba Manggala di halaman Pendopo Rumah Dinas Wakil Bupati Banyumas.
Untuk urutan barisan kirab adalah Pembawa Lambang Daerah Pemkab Banyumas diikuti oleh para peserta kirab yang dipimpin oleh Suba Manggala di atas kudanya.
Mengikuti di belangkangnya, para pembawa Pusaka Kebesaran Banyumas, Tombak Kiai Genjring, Keris Nala Praja, Pustaka Mulia Stambul (Al Quran berukuran kecil) dan Keris Gajah Endra.
Empat Pusaka Kebesaran Banyumas yang dikirab dari Rumah Dinas Wakil Bupati Banyumas menuju Pendopo Sipanji Purwokerto, yakni Tombak Kiai Genjring, Keris Nala Praja, Pustaka Mulia Stambul dan Keris Gajah Endra.
Keempat pusaka ini melambangkan kekuatan, keagungan, perjuangan dan berpegang teguh pada keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Iring-iringan kirab dilanjutkan dengan Bupati Banyumas yang pertama beserta istri, Raden Djoko Kahiman diperankan oleh Kakang Mbekayu Banyumas, diikuti oleh pembawa foto-foto bupati Banyumas ke-2 sampai ke-31.
Pj Bupati Banyumas beserta anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Banyumas berjalan di belakang para pembawa foto.
Kemudian, para kepala organisasi perangkat daerah serta para Camat di Kabupaten Banyumas menyusul.
Seluruh anggota rombongan mengenakan pakaian adat Jawa Banyumasan beserta istri masing-masing.
Tepat pukul 12.30 WIB, rangkaian acara kirab berakhir dengan pelereman (penempatan kembali) pusaka di dalam Pendopo Si Panji oleh Wakil Bupati Banyumas.
Prosesi kirab ini merupakan puncak tradisi peringatan hari jadi Banyumas jatuh pada tanggal 22 Februari.
Kirab Pusaka menjadi momen penting bagi masyarakat Banyumas untuk mengenal dan melestarikan warisan budaya. Jadi, jangan lupa untuk hadir dan saksikan Kirab Pusaka Hari Jadi Banyumas.
Kesimpulan
Kirab Pusaka dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas bukan sekadar tradisi tahunan. Namun, ini juga sebagai wujud penghormatan terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur warisan para pendiri Banyumas.
Dengan adanya prosesi ini, masyarakat akan semakin memahami dan mencintai budaya daerahnya.***