SERAYUNEWS – Indonesia telah mencatatkan sejarah bagi dunia bulu tangkis dunia, karena telah melahirkan pasangan ganda putra ikonik sepanjang masa. Mendapat julukan sebagai The Minions, mereka menjadi momok menakutkan bagi lawan-lawannya.
Namun, era The Minions benar-benar nyata berakhir. Marcus Fernaldi Gideon mengumumkan pensiun dari olahraga badminton. Kabar ini tentu mengejutkan publik internasional maupun tanah air.
Bagaimana tidak, Marcus Gideon telah berkarier selama 25 tahun sebagai pebulutangkis profesional. Kini, ia memutuskan untuk gantung raket dari lapangan.
Keputusan mundur itu Marcus umumkan secara langsung melalui akun Instagram pribadinya @marcusfernaldig pada Sabtu (9/3/2024).
Selanjutnya, catatan karier profesional yang panjang pemain berusia 33 tahun ini lewati dengan berpasangan sebagai ganda putra bersama legenda bulutangkis Merah Putih, yakni Markis Kido.
Setelah itu, dirinya sempat berpasangan dengan Rizki Amelia Pradipta pada sektor ganda campuran usai menjalani debut sebagai ganda putra.
Berikutnya, pada 2015 dia menjelma sebagai duet maut bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo. Keduanya sukses memenangi berbagai BWF World Tour hingga menempati peringkat satu dunia selama beberapa tahun.
Prestasi terbaik Marcus/Kevin ialah menyandang gelar juara All England dua musim beruntun, yaitu 2017 dan 2018. Sayang, cedera tulang tumit kaki pada Juni 2023 membuat performanya menurun.
Akibatnya, Marcus memutuskan menepi dari rangkaian turnamen BWF karena sebelumnya juga mengalami cedera tumit kaki kiri. Pascaoperasi, juara Asian Games 2018 itu tak kunjung kembali ke puncak performa dan membuat PBSI memisahkan The Minions.
Akan tetapi, tampaknya karier Marcus Gideon sudah menunjukkan penurunan sehingga memutuskan gantung raket dari bulutangkis.
Berikut pernyataan resmi Markus Gideon dalam unggahan Instagram.
Thank You God for these 33 years! Pada hari ini tepat di usia 33 tahun, saya memutuskan untuk berhenti dari karier profesional badminton.
Tidak terasa sudah 25th tidak henti-hentinya sy berlatih & bersaing di lapangan. Saya mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang sudah berkarya dalam hidup saya, tanpa-Nya saya mungkin tidak ada seperti sekarang ini.
Semasa saya kecil bahkan guru saya pun menganggap saya “madesu” atau masa depan suram, dianggap sebelah mata karena postur tubuh yang tidak tinggi dan bahkan prestasi saya boleh dikatakan “biasa” saja jika dibandingkan dengan kawan-kawan sy lain.
Saya sadar saya ada sampai sekarang ini hanya karena kemurahan Tuhan saja. Saya berterima kasih kepada partner-partner saya; alm. Kido @markis_kido11, Kevin @kevin_sanjaya, dll.
Terima kasih untuk keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan saya. Terima kasih untuk YONEX @yonex_badminton @yonex_sunrise_indonesia ,PBSI @badminton.ina dan para pelatih.
Dalam hidup ini tidak ada yang saya sesali, apa yang sudah saya raih sekarang ini bahkan sudah melebihi apa yang pernah saya impikan.
Saya dulu pernah berkata kepada istri saya saat kami masih pacaran, “Saya ingin jadi nomor 1 dunia.”. Karena pada saat itu tampaknya menjadi ranking 1 adalah sesuatu yang sulit sekali untuk digapai, tapi Tuhan memberikan bahkan lebih dari yang saya bayangkan.
Oleh sebab itu, saya menutup karier saya dalam dunia badminton dengan hati yang puas dan rasa bersyukur. Tidak lupa saya juga berterima kasih untuk para suporter yang telah mendukung saya selama ini. God bless 🙂
***