SERAYUNEWS– Pengurus Pusat Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) mencatat terdapat perubahan kebiasaan membaca masyarakat di Tanah Air. Ketertarikan masyarakat membaca buku, majalah dan koran sangat sedikit, dari pada aktivitas masyarakat melakukan chatting online.
Ketua Umum Ikapi Pusat, Arys Hilman Nugraha menyampaikan, dari data yang dimiliki OECD 2019, persentase kebiasaan membaca naik turun. Aktivitas membaca koran mengalami penurunan atau minus 29,6 persen, membaca majalah minus 26,6 persen, membaca komik minus 7,2 persen dan membaca fiksi minus 2,7 persen.
Disebutkan, persentase membaca untuk kesenangan juga mengalami penurunan atau minus 3,5 persen. Berbeda dengan itu, aktivitas membaca berkaitan dengan dunia online justru tinggi. Aktivitas chatting online mencapai 60,7 persen. Aktivitas mencari informasi praktis secara online juga mencapai 34,9 persen.
Ketua Umum Ikapi Arys Hilman menyampaikan data itu saat Webinar Nasional ‘Membaca Peluang Penerbitan Buku sebagai Alternatif Tugas Akhir Mahasiswa’. Acara webinar itu terlaksana di Ruang Sidang Lantai II Rektorat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pada Sabtu (25/11/2023).
Selain itu, dia juga membeberkan aktivitas masyarakat ikut atau forum grup diskusi online mencapai 34,5 persen. Aktivitas membaca online news mencapai 32,8 persen. Aktivitas mencari informasi atau topik tertentu secara online mencapai 30,7 persen. Begitupun untuk aktivitas membaca layanan email mencapai 7,5 persen.
Dia menjelaskan, data yang lebih mencengangkan dari OECD 2019, persentase aktivitas membaca buku. Ungkapan “membaca adalah hobi favoritku” minus 3,6 persen. Kemudian “saya suka membicarakan buku dengan yang lain” mencapai minus 3,8 persen. Ungkapan “bagi saya, membaca adalah buang-buang waktu” justru mencapai 9,9 persen.
Sementara itu, Direktur PT Pena Persada Kerta Utama, Andi Wahyono menyampaikan, meskipun saat ini eranya serba digital, aktivitas membaca masih memiliki segmen khusus. Membaca buku secara langsung tentu akan berbeda dengan membacanya melalui layanan digital. Seperti halnya terkait dampak pada kesehatan mata.
Dampak baik dari membaca, perpengaruh terhadap area tertentu pada otak yang terkait dengan bahasa, daya serap, sensasi, pengenalan simbol, suara, dan lisan. Melatih daya imajinasi dan membangun kreativitas. Membangun pengetahuan umum dengan baik, mendalam, akurat, dan objektif.
Membaca dalam hati membuat ingat 10 persen, membaca dengan suara keras membuat ingat hingga 50 persen. Dalam 1 jam 45 menit dapat membakar 150 kalori. Membawa pembaca ke dunia lain dan menghilangkan stres secara cepat.
Efektif mengembangkan kemampuan fokus, konsentrasi, dan daya ingat.