Purbalingga, serayunews.com
Museum Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja merupakan satu di antara dua museum di Kabupaten Purbalingga. Bangunan yang berada di kompleks Pendapa Bupati Purbalingga ini menyimpan lebih dari seribu barang. Tentunya tidak sebatas barang biasa, tapi barang-barang yang menyimpan sejarah.
“Koleksi kita (Museum Soegarda, red) ada sekitar 1500 an, tapi yang di sini hanya sekitar 1200-an, sisanya ada di museum uang, dan sebagainya,” kata Staf Museum Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja Purbalingga, Anita Ika Cahyani, Selasa (12/10/2021) siang.
Kolesi barang yang ada di museum tersebut, dinilai cukup lengkap. Pasalnya, dari sepuluh jenis, museum tersebut memiliki sembilan di antaranya. Mulai dari historical, arkeologika, geologika, biologika, etnografika, keramologika, teknologika, senirupa, numismatika. Setiap jenis pun tidak hanya satu dia benda, tapi ada yang jumlahnya memang banyak.
“Yang kita tidak punya untuk kategori filologi. filologi itu adalah yang bentuk babad-babad, bisa berupa tulisan. Di Purbalingga sebenarnya ada, sepeti babad onje. Tapi belum ditaruh di sini,” katanya.
Semua benda-benda yang menjadi koleksi Museum Soegarda merupakan benda bersejarah. Termasuk sejarah dan peradaban masyarakat Purbalingga. Sehingga keberadaan museum menjadi penting untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah. Museum bisa berdampak pada peningkatan jiwa kebangsaan masyarakat.
Anita menyampaikan, dalam satu tahun, kunjungan ke Museum Soegarda bisa mencapai 5000 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk tinggi, untuk kategori museum di Purbalingga. Jumlahnya menurun drastis, selama kondisi Pandemi Covid-19.
“Biasanya bisa mencapai 5000 sampai 6000 pengunjung dalam satu tahun, jumlah itu tergolong bagus untuk kondisi Museum Soegarda,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kunjungan tersebut pun rata-rata merupakan kunjungan pribadi, dalam arti bukan karena ikatan kerjasama antara museum dengan suatu instansi. Bahkan, pengunjung juga bukan sebatas dari masyarakat Purbalingga saja.
“Itu kunjungan murni dari mereka, bukan karena kerjasama kami. Memang paling banyak dari usia pelajar, tapi untuk keluarga pun kita sering jumpai,” ujarnya.
Kunjungan masyarakat ke museum diharapkan bisa menjadi tambahan wawasan masyarakat. Terlebih soal seluk beluk kisah Kabupaten Purbalingga. Hal itu sudah dibuktikan oleh pengelola museum.
“Tentunya kunjungan ke sini bisa menambah kekayaan wawasan, seperti contohnya banyak yang belum tau tentang Prof Dr R Soegarda itu, atau tentang batik yang khas dari Purbalingga,” kata dia.