SERAYUNEWS-Meningkatnya status Gunung Slamet menjadi waspada mendapatkan perhatian dari masyarakat yang ada di sekitar gunung api yang tertinggi di Jateng tersebut. Apalagi peningkatannya ditandai dengan terjadinya “batuk” di gunung yang berada di lima kabupaten, masing-masing Banyumas, Purbalingga, Tegal, Pemalang dan Brebes tersebut.
Cara unik dilakukan oleh warga RT 5 RW 1 Desa Babakan Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Mereka memilih melakukan tradisi turun temurun dengan melakukan memasak bersama “Jangan Gandul” alias sayur pepaya.
“Warga kami percaya dengan memasak jangan gandul maka bisa membuat gunung Slamet tidak Meletus,” kata Ketua RT 05 RW 01 Desa Babakan Kecamatan Kalimanah, R. Muhamad Ainurasyid, kepada serayunews.com, Senin (23/10/2023).
Disampaikan tradisi masak jangan gandul secara massal dilakukan Minggu (22/10/2023). Warga terutama kaum wanita beramai-ramai memasak menu tersebut. Proses memasaknya pun juga dilakukan dengan cara tradisional. “Kami memasak dengan menggunakan pawon (tungku) dengan menggunakan kayu bakar,” jelasnya.
Kegiatan memasak bersama dilakukan setelah warga melakukan olahraga bersama di hari Minggu. Mengenai dipilihnya gandul alias pepaya karena ada kepercayaan bahwa buah tersebut dapat menghindari bencana. Selain itu tanaman tersebut juga banyak ditemui di wilayahnya.
Selain itu menurutnya pepaya atau gandul menurutnya berarti gandul (bergantung). “Itu simbol doa juga bagi kami. Dengan memasak gandul berarti kami menggantungkan (nggandul) keselamatan. Makanya saat gunung Slamet dikabarkan meningkat aktivitasnya kami memasak jangan gandul agar gunung tersebut tidak Meletus,” ujarnya.
Setelah dimasak, menu jangan gandul lalu disantap bersama-sama oleh warga. Setelah itu warga juga memanjatkan doa bersama untuk meminta keselamatan. Mereka juga memohon kepada Tuhan agar gunung Slamet yang juga berada di wilayah Kabupaten Purbalingga tidak meletus. “Tradisi ini sudah kami laksanakan secara turun temurun,” imbuhnya.
Seperti diketahui, berdasarkan surat edaran Badan Geologi Kementerin Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tingkat aktivitas Gunung Api Samet dinaikkan dari level 1 (Normal) ke level II (waspada), terhitung mulai tanggal 19 Oktober 08.00 WIB.