SERAYUNEWS – Kalimat Manajemen bobrok, Persibas Diobok-obok, menggema lewat nyanyian dari tribun suporter Persibas Banyumas. Lirik tersebut mulai serung terdengar, karena tim kebanggaan mereka tidak pernah dapat hasil positif pada keikutsertaannya di Liga 3 PSSI Jateng musim 2023.
Puncaknya pada pertandingan Persibas Banyumas vs Persibangga Purbalingga, di Stadion Satria Purwokerto, Rabu (22/11/2023) kemarin.
Keributan oleh kelompok suporter Persibas pecah. Mereka kecewa, karena menilai manajemen Persibas tidak ada gairah untuk membentuk tim yang bagus atau membawa kemajuan.
“Persibas mau di bawa kemana, naik liga turun liga, pusing itu semua, gak ada kemajuan. Mau menang atau seri, tetap tidak lolos putaran nasional apalagi berharap ke liga 2. Ini puncak kekecewaan,” kata Koordinator Suporter Persibas Banyumas Bombastik, Resi, Kamis (23/11/2023).
Suporter menuntut kepada manajemen, untuk lebih transparan terhadap suporter. Baik soal pendanaan, rencana pembentukan tim. Bahkan jika perlu terlibat, mereka siap untuk mendukung.
“kita minta keterbukaan kejelasan dan kepastian, Persibas ini mau tetap di liga 3 atau mau ke liga 2?” katanya.
Pertandingan terakhir grup E antara Persibas Banyumas vs Persibangga Purbalingga di Stadion Satria Purwokerto, Rabu (22/11/2023) sore, di warnai insiden. Kondisi tersebut menyebabkan pertandingan terhentik di menit 81.
Suporter tuan rumah mengamuk dan menyalakan flare hingga masuk ke dalam lapangan. Akibatnya, panitia pelaksana (panpel) pertandingan terancam sanksi.
Hal tersebut bermula ketika Persibas yang sudah unggul 1-0 dan mendapatkan hukuman penalti dari wasit Rizal Ahmad (Magelang) di menit 80. Pelanggaran tersebut terjadi, karena salah satu pemain belakang Persibas hands ball.
Suporter Persibas yang merasa kecewa timnya kebobolan, langsung melakukan aksi menyalakan flare. Mereka melakukan koor mengecam permainan tim kesayangannya.