SERAYUNEWS-Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata “penjaga lapas”? Hanya berdiri menjaga napi di balik jeruji besi? Ternyata, tugas mereka jauh lebih kompleks dan penuh risiko bahkan bisa dibilang, mendekati medan tempur yang tak terlihat.
Hal inilah yang menjadi fokus pembekalan bagi para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemasyarakatan Tahun Anggaran 2024 dalam kegiatan orientasi. Kegiatan itu digelar di Aula Wismasari, Lapas Kelas I Batu, Nusakambangan baru-baru ini.
Kepala Lapas Khusus Kelas IIA Karanganyar Nusakambangan, Riko Purnama Candra, menjadi narasumber utama. Ia membongkar “ilmu rahasia” yang wajib dikuasai oleh setiap petugas pemasyarakatan, mulai dari teknik keamanan tingkat tinggi, manajemen perawatan narapidana, hingga metode pengawalan berisiko tinggi yang tidak diajarkan di ruang kelas biasa.
“Penyelenggaraan pengamanan di Lapas terdiri atas tiga aspek utama, yakni Pencegahan, untuk meminimalisasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban. Penindakan, sebagai respons terhadap gangguan yang terjadi. Pemulihan, guna mengembalikan situasi ke kondisi yang aman dan terkendali,” ujar Riko, Jumat (13/6).
Tak hanya aspek keamanan, CPNS juga diperkenalkan pada sistem perawatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), mulai dari kesehatan hingga pemenuhan kebutuhan dasar. “Perawatan narapidana dan tahanan mencakup tiga komponen penting, seperti Pemeliharaan kesehatan, Rehabilitasi, baik medis maupun sosial, serta Pemenuhan kebutuhan dasar,” imbuhnya.
Teknik penjagaan pun menjadi perhatian serius. Riko menjelaskan titik-titik strategis penjagaan mulai dari pintu gerbang hingga blok hunian, yang semuanya dirancang untuk menjaga ketertiban maksimal di dalam Lapas. Termasuk pengawalan narapidana, yang dibagi menurut kategori risiko: sangat tinggi, tinggi, sedang, hingga rendah.
“Ditambah pula dengan strategi posisi penjemputan, serta prosedur penanganan keadaan darurat selama perjalanan pengawalan,” tambahnya.
Tak kalah penting, prinsip penindakan juga dijelaskan sebagai reaksi cepat terhadap gangguan, sekaligus menekankan pentingnya koordinasi dan kesiapsiagaan dalam situasi kritis.
Melalui orientasi ini, Kalapas berharap CPNS Pemasyarakatan tak hanya paham tugas secara teknis, tapi juga mampu mengemban misi besar pemasyarakatan yang lebih humanis dan rehabilitatif. Dengan pembekalan ini, mereka diharapkan menjadi garda depan yang profesional, tangguh, dan penuh empati dalam menciptakan Lapas yang aman dan berorientasi pada pembinaan.