SERAYUNEWS – Impor alutista (alat utama sistem persenjataan) sudah hal jamak di negeri ini.
Isu ini dipastikan muncul pada debat ketiga Pilpres yang mengangkat tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Mantan Presiden BJ Habibie sudah mengingatkan kita akan hal ini. Jika industri pertahanan lokal tidak diutamakan, lanjut menristek era Orde Baru ini, maka generasi mendatang akan kasihan. Indonesia tidak bisa selamanya bergantung pada impor alat pertahanan.
Habibie menyebut, sejak tahun 2002 hingga sekarang, industri pertahanan Indonesia tidak pernah fokus. Habibie menilai, industri pertahanan Indonesia hanya memfokuskan keuntungan per generasi, dan yang dikejar bukan kemandirian tapi hanya keuntungan sesaat.
“Kalau Anda mengimpor gelas (sambil mengangkat gelas), mengimpor meja (sambil menggebrak meja) dan mengimpor mic (sambil menunjuk mic) maka Anda membayar jam kerja orang sana. Bayarlah jam kerja rakyat agar semua bisa mandiri!” ujar Habibie berapi-api di Gedung DPR, Senayan, Jakarta (31/1/2011).
Kemarahan BJ Habibie tersebut terjadi saat dia diundang rapat oleh Komisi I DPR untuk membahas alutista.*** (O Gozali)