SERAYUNEWS– Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, Pondok Pesantren Modern (PPM) El Fira Purwokerto mengambil langkah inovatif dengan menerapkan kurikulum berbasis sosialpreneur. Melalui sebuah program terobosan yang mengintegrasikan ilmu agama dan kewirausahaan, para santri tidak hanya dididik untuk menguasai ilmu-ilmu religius, tetapi juga dibekali dengan keterampilan untuk mandiri secara ekonomi dan berkontribusi pada masyarakat.
Program yang dikenal secara internal sebagai “El Fira Hibrid” ini menjadi pembeda PPM El Fira dengan pondok pesantren pada umumnya. Konsep “hibrid” ini mewujud dalam sebuah kolaborasi unik antara Fikih Ibadah dan Fikih Muamalah. Para santri diajak untuk memahami bahwa setiap aktivitas ekonomi (muamalah) tidak boleh lepas dari nilai-nilai spiritual (ibadah), dan sebaliknya, ibadah yang tekun harus mampu menginspirasi perilaku ekonomi yang adil dan beretika.
Pengasuh Prof. Dr. KH. Fathul Amin Aziz menjelaskan bahwa konsep Pesantren Hybrid, dia memperkenalkan integrasi antara ibadah dan muamalah sebagai satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan antara dunia dan akhirat.
“Pesantren Hybrid ini kami gagas sebagai respons terhadap cara berpikir yang memisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Padahal, keduanya adalah satu kesatuan yang saling terhubung,” ujarnya.
Melalui Pesantren Hybrid ini, pihaknya ingin para santri memahami bahwa ibadah tidak hanya sebatas ritual, tetapi juga terwujud dalam kejujuran saat berdagang dan profesionalisme dalam bekerja. Begitu pula, keuntungan dari usaha yang mereka jalankan harus bisa kembali menopang kegiatan ibadah dan sosial.
Implementasi dari kurikulum ini tidak hanya berhenti di ruang kelas. Para santri secara langsung terlibat dalam berbagai unit usaha yang dikelola secara profesional di bawah bimbingan para ahli. Beberapa program unggulan yang telah berjalan antara lain:
Pengelolaan Toko: Santri mendapatkan kesempatan untuk belajar manajemen ritel secara langsung, mulai dari pengadaan barang, penataan display, pelayanan pelanggan, hingga pencatatan keuangan. Toko yang dikelola ini tidak hanya melayani kebutuhan internal pesantren, tetapi juga masyarakat sekitar.
Pengelolaan Lahan Buah: Memanfaatkan lahan yang tersedia, para santri dibina untuk mengelola kebun buah secara produktif. Mereka mempelajari teknik penanaman, perawatan, panen, hingga strategi pemasaran hasil pertanian. Program ini menanamkan nilai kerja keras, kesabaran, dan pemahaman akan pentingnya ketahanan pangan.
Pemasaran Digital (Digital Marketing): Menyadari kekuatan teknologi di era modern, PPM El Fira juga membekali santrinya dengan keahlian pemasaran digital. Para santri dilatih untuk memanfaatkan media sosial, platform e-commerce, dan berbagai perangkat digital lainnya untuk memasarkan produk-produk dari unit usaha pesantren.
Melalui program El Fira Hibrid ini, PPM El Fira Purwokerto berupaya mencetak generasi santri yang tidak hanya fasih dalam ilmu agama, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan ekonomi. Lulusan dari pondok pesantren ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, sebagai sosok sociopreneur yang berlandaskan nilai-nilai luhur Islam, mampu menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi aktif dalam pembangunan umat dan bangsa.
Prof Fathul Amin menambahkan, kurikulum El-Fira Hybrid dirancang dengan dua poros utama. Pertama, penguatan ilmu-ilmu keislaman berbasis alquran, Hadits, dan kitab kuning. Kedua, pengembangan keterampilan terapan seperti pertanian organik, budidaya lele, perikanan, peternakan, kewirausahaan, dan digital marketing.
“Kami membekali para santri dengan value sosiopreneur dan theopreneur, yakni semangat berusaha yang dilandasi nilai ketuhanan,” kata Prof Fathul Amin.