
SERAYUNEWS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nirbaya Nusakambangan kembali menarik perhatian publik.
Kali ini, lapas yang berada di Pulau Nusakambangan itu mendapat kunjungan istimewa dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Jenderal (Purn) Agus Andrianto dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono.
Keduanya datang meninjau langsung kegiatan pembinaan kemandirian warga binaan melalui unit produksi tepung MOCAF (Modified Cassava Flour). Ini inovasi khas Nusakambangan yang kini mulai terkenal luas karena kualitas dan nilai ekonominya.
Kunjungan tersebut juga dihadiri Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi, serta Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad. Hadir pula artis Irfan Hakim, menambah warna dalam momentum penuh inspirasi ini.
Rombongan disambut langsung oleh Kepala Lapas Kelas IIB Nirbaya, Helmi Najih, bersama jajaran pejabat struktural serta Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Lapas Nirbaya.
Para tamu meninjau seluruh proses produksi tepung MOCAF — mulai dari pengupasan singkong, fermentasi, pengeringan, penepungan, hingga pengemasan produk akhir yang kini mulai menembus pasar lokal.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Imipas Agus Andrianto memberikan apresiasi tinggi atas langkah inovatif yang dilakukan Lapas Nirbaya dalam memberdayakan warga binaan.
“Inovasi ini menunjukkan bahwa pembinaan di lapas tidak hanya berhenti pada pelatihan keterampilan, tetapi mampu menciptakan produk bernilai ekonomi dan berdaya saing. Ini sejalan dengan visi Pemasyarakatan Produktif,” ujar Agus.
Menurutnya, pembinaan warga binaan harus diarahkan agar menghasilkan kemandirian dan nilai tambah ekonomi, sehingga ketika kembali ke masyarakat, mereka memiliki bekal nyata untuk hidup mandiri.
Senada dengan Agus, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono melihat peluang besar dari pengembangan tepung MOCAF sebagai bahan pangan alternatif di masa depan.
“Produk ini bisa menjadi alternatif pengganti tepung terigu sekaligus mendukung diversifikasi pangan. Kolaborasi lintas sektor seperti ini harus terus diperkuat agar memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat,” tegasnya.
MOCAF dinilai mampu menjadi salah satu inovasi penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional, sekaligus membuka peluang ekonomi baru di daerah melalui pengolahan hasil pertanian lokal.

Suasana kunjungan menjadi semakin hangat ketika Raffi Ahmad dan Irfan Hakim mencicipi berbagai olahan berbahan dasar tepung MOCAF hasil kreasi ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Lapas Nirbaya. Menu yang tersaji antara lain kue kering, roti, dan camilan khas Nusakambangan.
“Wah, ini enak banget! Teksturnya lembut dan rasanya mantap, nggak kalah dari produk di luar. Keren, ini karya warga binaan yang luar biasa,” kata Raffi Ahmad.
Momen tersebut memperlihatkan bahwa hasil karya warga binaan tak hanya sekadar simbol pembinaan, tetapi juga mampu menembus standar kualitas pasar umum.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menegaskan bahwa keberhasilan Lapas Nirbaya menjadi bukti nyata sinergi lintas lembaga dan sektor dalam mengembangkan model pembinaan berbasis ekonomi produktif.
“Lapas bukan sekadar tempat pembinaan moral, tapi juga tempat melahirkan karya bernilai ekonomi. MOCAF Nirbaya adalah bukti nyata bahwa pembinaan yang terarah menghasilkan manfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Ia berharap, inovasi serupa dapat diterapkan di lapas-lapas lain di seluruh Indonesia sebagai bagian dari transformasi besar sistem pemasyarakatan menuju kemandirian.
Kepala Lapas Nirbaya, Helmi Najih, menuturkan bahwa program MOCAF merupakan representasi nyata transformasi pembinaan di lembaga pemasyarakatan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa dari balik tembok Lapas pun, warga binaan mampu berkarya dan memberikan manfaat nyata bagi bangsa. MOCAF akan terus kami kembangkan sebagai ikon pembinaan kemandirian Nusakambangan,” ujarnya.
Helmi menambahkan, pihaknya berkomitmen menjadikan MOCAF sebagai produk unggulan yang tidak hanya dikenal secara lokal. Tetapi juga dapat bersaing di tingkat nasional dan global.
Kunjungan Menteri Imipas, Menteri KKP, dan Raffi Ahmad ke Lapas Nirbaya menjadi simbol kuat kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan dunia kreatif.
Dari balik jeruji, warga binaan kini mampu melahirkan karya yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memberi inspirasi bagi bangsa.