Anak rambut gimbal yang ada di Dieng Kulon, Banjarnegara memang unik. Mereka pun dinilai istimewa. Selan itu ada juga misteri yang mengitarinya.
Keunikan anak rambut gimbal tentu dari rambutnya. Rambut anak gimbal tak seperti anak pada umumnya. Rambut gimbal mereka memang alami, tidak dibuat-buat. Tak seperti beberapa pesohor dunia yang memiliki rambut gimbal melalui setingan atau buatan.
Mereka yang berambut gimbal ini juga berpotensi menurunkan rambut gimbal itu. Misalnya, jika ada seseorang dulunya berambut gimbal, maka keturunannya berpotensi memiliki rambut gimbal.
Selain unik, maka mereka yang berambut gimbal juga istimewa. Warga Dieng Kulon percaya bahwa para anak berambut gimbal itu adalah titisan dari Kyai Kolodete. Kyai Kolodete dipercaya sebagai tokoh spiritual yang merupakan nenek moyang orang Dieng.
Keistimewaan lainnya adalah para anak rambut gimbal ini harus diruwat. Ruwatan dilakukan agar anak rambut gimbal itu terbebas dari nasib buruk. Sebelum ruwatan, orangtua harus menuruti apapun permintaan si anak tersebut. Setelah permintaan dipenuhi, maka ruwatan pun dilakukan, di mana salah satu prosesinya adalah memotong rambut gimbal.
Warga percaya jika permintaan sang anak rambut gimbal itu tak dipenuhi dan dia tak diruwat, maka si anak itu akan terus mengalami sakit-sakitan. Karena itulah, maka si anak rambut gimbal diperlakukan istimewa.
Ada juga misteri dari anak berambut gimbal. Ada cerita bahwa si anak itu awalnya tidak berambut gimbal. Namun, pelan-pelan tumbuh rambut gimbal. Saat rambut gimbal akan tumbuh, anak mengalami panas tinggi. Bahkan, sampai ada yang kejang.
Ketika dibawa ke dokter tidak ada penyakit apa-apa. Uniknya, panas tubuh itu akan mereda ketika rambut gimbal mulai tubuh. Jadi, ketika rambut gimbal tumbuh, seketika itu pula anak sembuh dan sehat seperti sediakala.
Ritual ruwatan pada anak rambut gimbal ini telah menjadi salah satu bagian dari Festival Budaya Dieng yang dilakukan Pemkab Banjarnegara. Anak yang berambut gimbal itu akan diarak. Kemudian prosesi pemotongan rambut dilakukan di depan Candi Arjuna Dieng. Pemotongan rambut dilakukan oleh sesepuh setempat.
Namun, ada juga masyarakat yang memilih untuk meruwat anaknya sendiri di rumah. Mereka enggan menjadi bagian dari acara Festival Budaya Dieng karena merasa kasihan pada si anak yang jadi tontonan orang banyak.
Referensi:
Eugenius Eko Yuliyanto, Zaenal Abidin: Ruwat Rambut Gembel
In’am Zaidi, Nurjaya, Muhamad M Muzadi: Eksistensi Ruwatan Rambut Gimbal di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara