“Ini lukisan sebenarnya lukisan dokumenter. Jadi bukan imajiner bukan imajinasi kita pelukis, tapi kejadian yang sesungguhnya,” kata Djoko.
Djoko berkisah, mulanya Ia ingin melukis momen pengemis makan. Kemudian, dia mencari gambar lewat mesin pencarian dan menemukan potret Ganjar sedang makan bersama pengemis.
“Saya waktu itu, mencoba melihat mencari objek. Saya buka google, kata kuncinya pengemis makan. Nah ketemu kok ada gambarnya pak Gub saya lihat kok ketoke ngguyune tenanan opo ora. Jadi keliatan bahagia,” tutur Djoko pada Ganjar.
Mendengar itu, Ganjar pun menceritakan latar belakang momen itu adalah saat dirinya kunjungan di Magelang tahun 2019 lalu. Saat itu, Ganjar mampir di warung Kupat Tahu Pojok di Kota Magelang.
Begitu turun dari mobil, Ganjar yang hendak masuk warung, tiba-tiba dicegat dua wanita paruh baya, mereka hanya ingin salaman dengan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
“Nah ini cerita dari (lukisan). Makanya saya terkejut ketika ada foto dikirim ke wa (WhatsApp), kok ada hitam putih, tak pikir ini foto dibuat hitam putih dibuat sephia. Nah saya kaget ternyata lukisan beneran,” ujar Ganjar.
“Dan ini memang menarik, karena apa? untune ketok kabeh. Pak Djoko matur nuwun, terus berkarya,” tandas Ganjar.
Obrolan Ganjar dengan pelukis yang kini tinggal di Yogyakarta itu berlangsung seru. Djoko juga bercerita kisahnya yang sebenarnya tak memiliki latar belakang sekolah seni lukis. Bahkan, Djoko sempat jadi tukang kayu.
Djoko mengaku kegemarannya melukis sudah ada sejak duduk dibangku SMP. Namun, tidak diasah dengan baik dan belum konsisten. Djoko bahkan mengaku baru mulai menekuni seni lukis beberapa tahun terakhir.
“Jenengan ini sakjane istimewa, sinau dewe, inovasi sendiri, istimewa lho jenengan,” kata Ganjar.
Butuh waktu 5 hari untuk Djoko menyelesaikan lukisan tersebut. Djoko yang juga pernah melukis Presiden Joko Widodo dengan nuansa serupa, mengatakan bahwa pemilihan warna hitam putih juga terdapat alasan.
“Hitam putih itu lebih keliatan pak daripada warna. Warna itu orang lihat sudah biasa, kalau hitam putih orang pertama lihat kan oh ini kuno. Kan orang lebih perhatian,” kata Djoko.
Ia mengatakan, pesan dari lukisan tersebut adalah keakraban seorang Gubernur yang bisa makan satu meja dengan rakyatnya dan tergambar kegembiraan yang tulus.