SERAYUNEWS – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk menarik dana besar-besaran berupa simpanan dan pembiayaan dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI ke sejumlah bank syariah swasta.
Pengumuman pemindahan dana tersebut tertuang dalam sebuah memo dari Muhammadiyah dengan nomor 320/I.0/A/2024 tentang konsolidasi dana.
Dalam memo pada tanggal 30 Mei 2024 itu, PP Muhammadiyah menyatakan akan mengalihkan dana itu ke sejumlah bank yang selama ini bekerja sama dengan Muhammadiyah.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil konsolidasi keuangan PP Muhammadiyah dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Yogyakarta pada 26 Mei 2024 lalu.
“Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank-bank lain yang selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah,” demikian tertulis dalam memo yang beredar tersebut, dikutip serayunews.com pada Jumat (7/6/2024).
Adapun memo ini tertuju kepada seluruh lembaga amal usaha Muhammadiyah. Mulai dari Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah.
Tak hanya itu, ditujukan ke pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah, sampai dengan pimpinan Badan Usaha Milik Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, PP Muhammadiyah akhirnya angkat bicara terkait rencana penarikan dana simpanannya di Muhammadiyah. Anwar Abbas selaku Ketua PP Muhammadiyah mengatakan, Muhammadiyah terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap keuangannya.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, agar Muhammadiyah bisa berkontribusi bagi terciptanya persaingan yang sehat di antara perbankan syariah Indonesia. Terutama, bank syariah yang memiliki hubungan dengan muhammadiyah.
Untuk itu, jelas Anwar, Muhammadiyah merasa perlu menata banyak hal tentang dana yang dikelolanya. Hal ini termasuk soal penempatan dana dan pembiayaan yang diterima Muhammadiyah dari BSI.
“Fakta yang ada menunjukkan bahwa penempatan dana muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI, sehingga secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi (concentration risk),” kata Anwar.
Anwar juga mengakui, pihaknya saat ini menyimpan dana di BSI sekitar Rp 1,8 triliun. Dana simpanan di BSI ini jauh lebih besar dibandingkan dengan dana Muhammadiyah yang ditempatkan di bank-bank syariah lain.
Sementara itu, melansir berbagai sumber, Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat dengan berkolaborasi bersama mitra strategis dan pemangku kepentingan.
Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa BSI terus berupaya untuk memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat sesuai dengan syariat Islam.
“Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat. Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa,” ujar Wisnu.