SERAYUNEWS – Mujurnya petani asal Ajibarang Banyumas ini. Saat panen, harga cabai melonjak.
Harga jual tinggi ketika bertepatan dengan masa panen tiba, merupakan harapan bagi petani. Sehingga jerih payah yang telah dilakukannya bisa sebanding dengan yang dihasilkan.
Hal itu kini tengah dialami oleh salah satu petani di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Warno. Keberuntungan kini sedang berpihak pada dia. Saat masa panen, harga cabai di pasaran kini masih tinggi.
Tidak seperti masa panen periode sebelumnya, saat harga cabai sedang anjlog. Kali ini Warno memetik keuntungan dari cabai rawit yang dia tanam. “Alhamdulillah, sedang beruntung ketemu harga yang lagi naik. Saya sebagai petani cabai senang karena harga cabai sedang naik,” katanya, Rabu (15/01/2025).
Meskipun, lanjut Warno, sebelumnya dia sempat merasa khawatir karena banyak petani yang tanamannya terserang penyakit, memasuki masa panen. Dia langsung melakukan perawatan intensif untuk menyelamatkan tanamannya.
“Sebelumnya khawatir karena ada tambahan biaya untuk tanaman yang terserang penyakit, terus nanti pas panen harga murah. Alhamdulillah masih mendapatkan harga bagus. Naiknya harga cabai sepertinya karena pengaruh cuaca juga, karena banyak yang diserang penyakit,” ujarnya.
Dia biasa memetik cabainya sepekan sekali. Sudah sekitar tiga bulan berlangsung sejak masa masa panen. Bahkan, periode ini tidak harus menunggu cabai berwarna merah, dia sudah petik juga.
“Biasanya seminggu sekali petik. Karena harga sedang tinggi, cabai yang tidak terlalu bagus kondisinya pun laku dijual Rp17 ribu per kilonya,” kata dia.
Diketahui sejak beberapa pekan belakangan harga cabai rawit di pasaran di Banyumas, bisa mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Harga tersebut fluktuatif, namun penurunan belum signifikan.
Berdasarkan data pantauan Dinas Perdagangan Kabupaten Banyumas, harga cabai di pasaran di kisaran Rp90 ribu per kilogram.
Sementara itu, para pedagang pasar juga mengakui kenaikan harga cabai yang cukup signifikan. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa kondisi ini bisa berlangsung untuk beberapa minggu ke depan, tergantung pada pasokan dan permintaan di pasar.
Bagi petani seperti Warno, momen ini adalah berkah yang sangat dinantikan setelah berbagai tantangan yang mereka hadapi selama musim tanam.