SERAYUNEWS-Komisaris Utama Ethos Kreatif Indonesia Mukit Hendrayatno bercerita tentang pengalaman religiusnya saat berhaji. Mukit menceritakannya saat tasyakuran kepulangan ibadah haji di kediamannya, di Gunungsimping, Cilacap, Kamis (4/7/2024).
Mukit mengatakan bahwa situasi saat berhaji tidak lagi terkait dengan uang, pangkat, dan jabatan. “Uang, pangkat, jabatan ora kanggo (tidak berpengaruh) saat berhaji,” katanya.
Dia mencontohkan tentang kesamarataan jemaah haji yakni bagaimana saat hendak pulang ke penginapan. Saat itu, semua jemaah dipaksa terus berjalan siapapun dia. Dipaksa berjalan bagaimanapun situasinya, baik longgar atau rapat.
Jemaah harus terus berjalan menuju bus. Sebab, jika sampai tertinggal, belum tentu bisa mendapatkan bus pengganti. Dia pun menceritakan bagaimana ada jemaah asal Uzbekistan tertinggal bus dan tidak bisa masuk bus lain. Sebab, semua sudah diatur dan si ibu akhirnya tidak dipebolehkan masuk bus lain oleh aparat keamanan setempat.
Dia mengatakan, ada banyak kejadian bagaimana jemaah haji harus sabar menunggu, harus sabar dengan situasi yang ada. Misalnya saja tentang cuaca yang sangat menyengat di tanggal 11, 12, 13 Zulhijjah. Di waktu itu, kata Mukit, pada pukul 14.00 hujan deras, padahal pada pukul 10.00 sampai jelang pukul 14.00 cuaca sangat panas.
Mukit mengatakan, situasi-situasi di masa berhaji kadang membuat individu mengutamakan keselamatan pribadi daripada memikirkan orang lain. Dia pun membayangkan mungkin fenomena seperti itulah yang akan terjadi di Yaumul Mahsyar. Yaumul Mahsyar adalah hari di mana semua manusia dari masa nabi Adam sampai manusia di masa akhir dunia berkumpul. Di situ semua sibuk memikirkan nasib sendiri.
Mukit bersyukur bahwa dia dan istri bisa menjalankan haji dengan tuntas dan dapat kemudahan-kemudahan. “Tentu semua itu berkat rahma Allah,” katanya.
Pada acara tasyakuran kepulangan ibadah haji Mukit Hendrayatno hadir banyak pihak. Misalnya saja para ulama, sesepuh, jajaran direksi Ethos Grup, relawan Yayasan Amal Bunda, kolega, masyarakat lingkungan sekitar.