Banjarnegara, serayunews.com
Booming batuk akik beberapa waktu lalu memang menjadi berkah bagi Yugo Hermanto. Bahkan saat itu dia mampu meraup omzet hingga Rp 8 juta per bulan. Namun seiring berjalannya waktu, bisnis tersebut kini hilang bak ditelan bumi.
“Saat booming memang lumayan, saat ini hanya beberapa saja yang masih suka koleksi, sehingga harus putar otak untuk bisa bertahan hingga akhirnya memilih tanaman hias,” katanya.
Menurutnya, tanaman hias berbeda dengan batu akik, peminat dari tanaman hias juga lebih merata dan bukan musiman, sehingga bisnis ini lebih menjanjikan.
“Pasang surutnya berbeda, paling kalau tanaman jenisnya saja, secara umum stabil,” ujarnya.
Dikatakannya, dia mulai serius menggeluti tanaman hias ini sejak tahun 2018, berbagai jenis tanaman dia kembangkan dengan baik, secara bertahap omzetpun mulai naik, saat ini rata-rata omzet dalam sebulan mencapai Rp 15 juta.
Beberapa jenis tanaman yang dijualnya seperti antorium, aglonema, anggrek, aneka bonsai, dan tanaman bunga lainnya. Pemilihan jenis bunga ini karena lebih banyak peminat, sehingga perputaran keuangan lebih cepat.
“Saya juga memanfaatkan teknologi dalam pemasaran, tidak hanya display, tetapi juga melayani penjualan secara online,” ujarnya.
Untuk bisa tetap bertahan dalam bisnisnya, dia juga membuat komunitas pencinta bonsai. Komunitas ini selain untuk berbagi ilmu, juga untuk sharing terkait teknik dan perkembangan dunia perbonsaian, termasuk melakukan pameran sebagai sarana untuk meningkatkan pasar.