Purwokerto, serayunews.com
Beberapa waktu lalu, pimpinan panti asuhan di Purwokerto Barat kedapatan mencabuli anak asuhnya. Kemudian, ada juga seorang ayah yang tega mencabuli tiga orang teman bermain anaknya berusia di bawah lima tahun. Terakhir seorang ayah di Cilongok, tega rudapaksa anak tirinya.
Ternyata, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut terjadi dan salah satunya berkaitan dengan keharmonisan rumah tangga. Ketua Perkumpulan Kesehatan Jiwa anak dan Remaja (Perkeswari) Banyumas, dr Hilma Paramita SpKJ mengungkapkan, kasus pelecehan seksual terhadap anak memang cukup banyak saat ini.
Baca juga: [insert page=’ayah-di-cilongok-banyumas-rudapaksa-anak-tirinya-awalnya-khilaf-saat-selimutnya-tersingkap’ display=’link’ inline]
Beberapa orangtua bahkan enggan melaporkan hal tersebut, karena takut aib keluarga terbongkar, ataupun jika yang melakukan sang ayah, takut siapa yang akan mencari nafkah untuk keluarga.
“Pemicunya adalah keharmonisan rumah tangga, masalah ekonomi, agresivitas yang tidak tertangani, hingga masalah yang terlalu inklusif,” kata dia, seusai sosialisasi Pertemuan Ilmiah Tahunan Paerkeswari Indonesia dalam Mitigasi dan Strategi Penanganan Kekerasan Pada Anak dan Remaja di Era Digital, Jumat (10/3/2023).
Selain itu, budaya keluarga punya kepentingan yang eklusif sehingga membuat anggota keluarga tidak bisa menceritakan permasalahan keluarga ke orang lain. Hal tersebut terbukti, dari beberapa kasus yang pernah dia tangani.
“Beberapa pengantar dari mulai saudara hingga tetangganya, mereka sudah curiga lama sebenarnya terhadap keluarga yang diantar, tetapi karena mereka berpikir urusan keluarga saya ya urusan keluarga sendiri. Itu yang menyebabkan kasus semacam ini, tidak tertangani dengan baik,” kata dia.
Masih banyak faktor yang menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga, tapi untuk melakukan penanganan membutuhkan usaha yang cukup sabar.
“Pintu masuknya itu pelan-pelan, selain itu keterbukaan juga penting. Kalau dari awal tidak ada keterbukaan, akan sulit. Ada beberapa kasus anak ngomong ke ibunya, tetapi ibunya tidak menanggapi dengan serius, sampai akhirnya kebablasan karena tidak terlindungi dengan baik,” ujarnya.