SERAYUNEWS— Jokowi memimpin rapat paripurna kabinet di Istana Negara Jakarta, Senin, (26/2/2024). Sidang kabinet paripurna ini merupakan yang kedua pada 2024.
Salah satu pembahasan yang ditekankan Jokowi adalah persiapan transisi kepemimpinan. Dia ingin para menteri menyiapkan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dengan memperhatikan program presiden terpilih.
Presiden Jokowi menyinggung soal kerangka ekonomi makro 2025 yang masih dihadapkan pada kondisi ketidakpastian ekonomi global.
Menurut Presiden Jokowi, sejumlah negara seperti Jepang dan Inggris sudah masuk ke dalam status resesi. Oleh karena itu, ia mengingatkan pemerintah mendatang melakukan antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan ekonomi nasional.
“Juga harus mencerminkan kehati-hatian tapi optimisme dan kredibilitas harus tetap kita jaga. Lakukan penajaman fokus pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan plan (rencana) jika ada gejolak dan krisis,” kata Jokowi (26/2/2024).
Dengan demikian, rapat ini penting karena menyangkut transisi kepemimpinan dan kesiapan Indonesia menghadapi krisis. Presiden Jokowi sendiri pada tahun 2022 menggambarkan situasi horor yang dunia alami saat ini. Menurutnya, ada triple krisis, yang meliputi krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan.
“Kita berbicara mengenai krisis global yang berkaitan dengan krisis pangan, krisis energi, dan juga krisis keuangan. Kita berbagi, sharing mengenai hal-hal yang berkaitan dengan domestik kita, baik yang berkaitan dengan pangan, yang berkaitan dengan energi, dan juga yang berkaitan dengan keuangan,” kata Jokowi (15/8/2022).
Sebelum Pilpres, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, sudah mengingatkan Indonesia berpotensi mengalami stroke untuk yang ketiga kalinya.
Menurut Faisal, sejak merdeka, Indonesia setidaknya sudah dua kali mengalami stroke. Pertama, terjadi pada 1965. Kedua, pada 1998. Menurut Faisal stroke biasanya hanya dua kali. Jika sampai tiga kali, berarti sudah mendekati kematian.
Faisal menyebut saat ini Indonesia justru kembali mengalami tanda-tanda yang berpotensi menimbulkan stroke ketiga.
“Penyebab stroke ini tunggal, namanya Jokowi. Nah, jadi ada kesempatan sehari lagi buat Jokowi untuk insaf, besok dia memerintah ASN, tentara, polisi netral enggak ikut-ikut pemilu, tapi katanya mustahil,” ucap Faisal dalam acara Malam Tirakatan untuk Kejujuran dan Keadilan di Komunitas Utan Kayu, Jakarta (12/2/2024).
Menurut Faisal obat stroke hanya bisa kita harapkan dari kekuatan masyarakat sipil untuk membawa perubahan dan mengobati stroke tersebut, demi keutuhan bangsa Indonesia.
“Sumber strokenya yang harus kita singkirkan, jangan nyari yang lain-lain,” tambahnya.
Presiden Jokowi jelas susah mau berakhir jabatannya dan hampir dipastikan Prabowo akan meneruskan. Apalah Indonesia akan mengalami stroke ketiga?*** (O Jokowi)