SERAYUNEWS- Prestasi membanggakan kembali diraih delegasi Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto. Kali ini datang dari Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Dr. Mutijah.
Dia sukses tampil sebagai pembicara dalam ajang bergengsi International Conference on Research and Education Across Disciplines (INCORE-2025) di Easwari Engineering College, Anna University, Chennai, India, pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
Konferensi internasional ini mempertemukan peneliti, akademisi, pakar industri, dan mahasiswa S3 dari berbagai negara.
Forum tersebut menjadi ruang strategis untuk membangun kolaborasi lintas disiplin ilmu, mulai dari sains, teknik, teknologi, manajemen, ilmu sosial, hingga humaniora.
Tujuannya jelas: menciptakan solusi inovatif untuk tantangan global sekaligus mendorong pembangunan berkelanjutan.
Dalam presentasinya, Dr. Mutijah membawakan riset berjudul “Mathematical Modeling as a Tool to Explore Ethnomathematics”.
Penelitian ini menggabungkan konsep matematika murni dengan pendidikan matematika berbasis budaya melalui pemodelan matematika yang terinspirasi dari etnomatematika.
Hasilnya, lahirlah inovasi desain Batik Penginyongan Banyumasan dengan motif baru yang terstruktur dari analisis dan model matematika.
“Ini bukan sekadar penelitian akademis, tetapi juga bentuk pelestarian dan promosi budaya lokal di kancah internasional,” ungkapnya dalam keterangan pada Rabu (13/8/2025).
INCORE-2025 turut menghadirkan tokoh industri terkemuka, seperti J Jayaprakash dari Sowjanya Silks, produsen kain sari ternama di India.
Kehadirannya membuka peluang kerja sama antara akademisi dan pelaku industri, khususnya dalam penelitian dan pengembangan produk kreatif berbasis budaya.
Indonesia di forum ini juga diwakili oleh Dr. Isnaini Rosyida dari Universitas Negeri Semarang (UNNES). Partisipasi kedua ilmuwan ini menjadi bukti bahwa kontribusi akademisi Indonesia diakui di tingkat global.
Bagi Dr. Mutijah, keikutsertaan di INCORE-2025 memiliki arti penting: memperluas jejaring akademik internasional sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia.
“Saya bersyukur kepada Allah SWT atas kesempatan ini. Semoga Batik Penginyongan Banyumasan dari model matematika ini semakin dikenal dunia dan menginspirasi inovasi berbasis budaya,” tuturnya.
Partisipasi UIN Saizu Purwokerto dalam forum internasional ini membuktikan bahwa riset lintas disiplin tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi juga memberi dampak nyata pada pelestarian budaya lokal dan pertumbuhan industri kreatif.