Rumah sakit gigi dan mulut merupakan rumah sakit yang melayani tentang kesehatan gigi dan mulut serta sebagai sarana pendidikan dan penelitian bagi tenaga kesehatan gigi tingkat akademik (S1) dan profesi (dokter gigi dan dokter spesialis) serta pendidikan magister (S2) dan doktoral (S3). Rumah Sakit Gigi dan Mulut berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1173 Tahun 2004 pasal 9 menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM Pendidikan dan RSGM non Pendidikan. RSGM Pendidikan adalah RSGM yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi serta tenaga kesehatan lainnya yang terikat bekerjasama dengan fakultas kedokteran gigi, sedangkan untuk RSGM non Pendidikan harus memberikan pelayanan medik gigi minimal pelayanan medik gigi dasar. Tugas RSGM (Rumah Sakit Gigi dan Mulut) menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1173 Tahun 2004 pasal 7 adalah melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan mengutamakan kegiatan pengobatan dan pemulihan pasien yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkata dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Rumah sakit yang didirikin baik itu milik pemerintah atau milik swasta, harus memperhatikan pentingnya perhitungan tarif yang relevan dan sesuai dengan fasilitas yang diberikan kepada pasien. Melakukan perhitungan biaya diperlukan metode dan cara perhitungan dalam menentukan harga pokok berdasarkan aktivitas. Metode yang digunakan disebut Activity Based Costing (ABC). Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Dasar pemikiran penentuan biaya ini adalah produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya.
Metode ABC tidak hanya sebagai informasi untuk mengetahui harga produk yang dihasilkan dalam sistem Activity Based Costing, tetapi dalam sisi manajerial sistem Activity Based Costing juga memberikan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas, sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk. Aktivitas adalah setiap kegiatan atau transaksi yang mana akvititas ini dapat menyebabkan timbulnya pemicu biaya (cost driver). Aktivitas yang dapat menimbulkan biaya di rumah sakit meliputi aktivitas pelayanan administrasi umum, aktivitas pelayanan tindakan dan perawatan pasien, aktivitas tarif dokter, aktivitas pemeliharaan alat dan penggunaan bahan, aktivitas cleaning service, dan aktivitas pemeliharaan bangunan.
Ada dua asumsi penting yang mendasari metode Activity Based Costing, yaitu aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya dan produk atau pelanggan jasa. Pada aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya, metode Activity Based Costing menjelaskan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuannya. Pada produk atau pelanggan jasa, produk menyebabkan timbulnya suatu permintaan atas dasar aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan dalam berbagai kegiatan yang menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan tarif pada RSGM meliputi jenis pelayanan, kebijakan manajemen rumah sakit tentang besaran marjin laba yang diharapkan, tingkat kemampuan masyarakat, perubahan permintaan atau perubahan jumlah output, cost recovery rate, serta tarif pelayanan pesaing yang setara. Penggunaan metode ABC dalam menentukan tarif pelayanan gigi dan mulut pada poli gigi spesialistik periodonsi memiliki manfaat salah satunya yaitu pada bagian manajemen dapat memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai unit cost sehingga dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan usulan tarif secara lebih bijaksana. Sistem ABC pada poli spesialistik periodonsi dihitung dengan prosedur sebagai berikut:
Meliputi biaya penggunaan bahan, penggunaan alat-alat kedokteran gigi, serta biaya penggunaan alat-alat kesehatan seperti kapas, kasa, masker, sarung tangan dan lain-lain.
Meliputi aktivitas penerimaan pasien, pengadministrasian pasien, serta jumlah pemeriksaan setiap pasien.
Meliputi jumlah aktivitas pemeriksaan yang dilakukan
Pemicunya adalah peralatan tersebut sering digunakan
Cost driver meliputi jam pemeriksaan, jumlah penggunaan peralatan, jumlah pemeriksaan, jumlah pasien
Ditentukan dari jumlah aktivitas dibagi dengan cost driver
Dihitung dengan menggunakan rumus unit cost driver dikalikan dengan cost driver yang dipilih