SERAYUNEWS – Setelah sukses dengan Kembang Glepang 1 dan 2, para seniman Banyumas raya kembali meluncurkan buku Kembang Glepang 3 dan 4. Peluncuran buku yang berlangsung di Auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, Sabtu (21/10/2023) ini di warnai dengan pentas sastra pertunjukan.
Sekretaris Umum Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB) yang juga salah satu penulis buku Kembang Glepang, Jarot C Setyoko mengatakan, buku edisi 3 dan 4 ini merupakan karya seniman Banyumas raya. Ada juga beberapa penulis dari luar seperti Bambang Widiatmoko, Gunoto Saparie dan lainnya.
“Hari ini acaranya pentas sastra pertunjukan, ada launching buku Kembang Glepang di dalamnya. Jadi banyak pertunjukan yang menyertai seperti musikalisasi puisi, geguritan, monolog dan lainnya,” jelasnya.
Terkait buku Kembang Glepang sendiri, Jarot menuturkan, ada lebih dari 100 penulis yang bergabung di dalamnya. Untuk edisi 1 dan 2, sudah terbit dan sudah di distribusikan ke sekolah-sekolah, kampus, perpustakaan serta taman bacaan. Setiap edisi, cetak hingga 350 buku. Namun khusus untuk edisi 1, sempat di cetak ulang oleh Ketua DKKB, Sadewo Tri Lastiono karena banyaknya permintaan.
“Buku ini tidak di jual bebas, karena cetakan DKKB. Kita distribusikan untuk sekolah dan kampus, serta taman bacaan di Banyumas. Sedang untuk luar Banyumas, kita berikan kepada perpustakaan milik pemerintah. Buku ini banyak manfaatnya, terbukti banyak sekolah yang menjadikannya refensi. Ini di ketahui saat ada lomba geguritan misalnya, banyak peserta yang membacakan geguritan dari buku Kembang Glepang,” kata Jarot.
Ada 4 jenis tulisan dalam buku tersebut, mulai dari puisi, cerpen, geguritan dan cerkak atau cerita cekak dengan Bahasa Banyumasan. Jarot sendiri menulis pada semua jenis.
Penyair dan kritikus sastra, Abdul Wachid BS yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan, segala sesuatu membutuhkan kehidupan yang di sebut dengan ekologi. Dan jika ada bagian yang terpotong, maka habitat tersebut semakin lama akan habis. Karenanya ia sangat mengapresiasi peluncuran Kembang Glepang yang diinisiasi para seniman Banyumas raya.
“Dalam dunia satra, sebuah karya yang bagus akan melahirkan pembaca yang bagus. Dan karya-karya dalam Kembang Glepang ini sudah melalui proses seleksi. Kemudian di publikasikan melalui DKKB, ini merupakan bentuk kebangkitan sastra. Dan bangkitnya komunitas-komunitas bersastra di kantong-kantong budaya ini, bukan hanya sekedar gerakan saja. Tetapi merupakan sebuah keniscayaan dan organik, dengan kesadaran penuh agar jangan sampai ada yang hilang dan terpotong dalam dunia satra”, ucapnya.
Selain Abdul Wachid, acara tersebut juga menghadirkan pemerhati sastra Banyumas, Jefrianto dan peneliti sastra budaya, Teguh Trianto.
Ketua panitia acara, Bayu Sutawardianto menyampaikan, ada banyak sekolah, kampus serta komunitas seni di Banyumas yang hadir dalam acara pentas satra pertunjukan. Selain sebagai upaya nguri-uri budaya, acara ini juga sebagai ajang silaturahmi antar seniman.
“Dari SMK Muhammdiyah 1 Ajibarang tadi menampilkan musikalisasi puisi, kemudian dari SMA N 2 Purwokerto menampilkan geguritan. Ada juga beberapa seniman yang tampil seperti Edy Romadhon dan lainnya”, pungkasnya.