SERAYUNEWS – Saat ini, fenomena anak-anak yang gemar mengonsumsi jajanan instan seperti ciki, keripik, dan permen semakin sering kita temui.
Di sekolah, taman bermain, bahkan di rumah, jajanan ini kerap menjadi camilan andalan. Tentu saja, makanan ringan tersebut memiliki daya tarik tersendiri, mulai dari kemasannya yang warna-warni hingga rasa gurihnya yang bikin ketagihan.
Namun, di balik semua itu, ada satu kekhawatiran besar yang muncul: kurangnya asupan nutrisi penting yang seharusnya didapatkan dari makanan alami atau real food.
Anak-anak, terutama di usia dini, sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat dan rasa.
Iklan yang memikat di TV dan internet, serta teman-teman yang juga mengonsumsi jajanan instan, membuat mereka tertarik.
Selain itu, rasa makanan instan yang umumnya sangat kuat—gurih, manis, dan asin—membuat lidah mereka terbiasa dengan cita rasa yang berlebihan.
Padahal, makanan-makanan ini sering kali tinggi kandungan gula, garam, lemak trans, dan zat aditif yang sama sekali tidak baik untuk kesehatan mereka dalam jangka panjang.
Real food adalah makanan alami yang minim proses pengolahan dan zat tambahan. Ini adalah jenis makanan yang berasal langsung dari alam seperti buah, sayur, daging tanpa pengawet, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Makanan ini mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang, seperti vitamin, mineral, serat, dan protein.
Nutrisi dari real food sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak.
Zat besi, kalsium, omega-3, dan vitamin D adalah beberapa contoh nutrisi yang mendukung pertumbuhan tulang, gigi, serta fungsi otak.
Buah-buahan seperti jeruk dan sayuran hijau seperti brokoli kaya akan vitamin C yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Konsumsi makanan alami dapat membuat anak lebih kuat melawan penyakit dibandingkan jika mereka hanya mengonsumsi makanan instan yang minim nutrisi.
Makanan ringan biasanya tinggi kalori, tapi rendah nutrisi. Kebiasaan makan makanan instan yang berlebihan bisa memicu obesitas pada anak.
Obesitas pada usia dini bisa membawa risiko penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung saat mereka dewasa.
Jika anak-anak terbiasa mengonsumsi real food sejak dini, mereka akan memiliki kebiasaan makan yang lebih sehat di masa depan.
Mereka akan lebih menghargai makanan alami dan menghindari ketergantungan pada makanan olahan.
Mengubah kebiasaan anak memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua:
Sejak usia balita, kenalkan berbagai macam sayuran, buah-buahan, dan makanan sehat lainnya. Anak yang terbiasa mencoba berbagai rasa akan lebih mudah menerima makanan sehat.
Anak-anak cenderung meniru orang tua mereka. Jadi, pastikan sebagai orang tua kita juga makan makanan sehat.
Jadikan makan bersama sebagai momen yang menyenangkan dan penuh kebersamaan.
Real food tidak harus membosankan. Buatlah tampilan makanan yang menarik dengan cara mengolah buah dan sayur menjadi bentuk-bentuk lucu atau campuran warna yang ceria.
Smoothie, salad buah, atau sandwich dengan isi sehat bisa jadi alternatif camilan menarik.
Meskipun jajanan instan terlihat praktis dan menyenangkan, penting untuk diingat bahwa asupan nutrisi yang berasal dari real food adalah pondasi utama bagi kesehatan anak di masa kini dan masa depan.
Dengan memberikan anak-anak akses yang lebih banyak pada makanan alami dan sehat, kita sedang membekali mereka dengan modal penting untuk tumbuh menjadi generasi yang lebih sehat, kuat, dan cerdas.***