
SERAYUNEWS – Belakangan ini, banyak warganet di media sosial yang memperbincangkan fenomena langit yang tampak terang sejak pukul 5 pagi. Beberapa orang mengaku terkejut karena biasanya di jam tersebut suasana masih gelap, namun kini matahari sudah mulai terlihat.
Fenomena ini pun memicu beragam spekulasi, bahkan ada yang mengaitkannya dengan hal mistis.
Padahal, secara ilmiah, perbedaan waktu terang dan gelap di pagi hari dapat dijelaskan melalui rotasi dan revolusi bumi terhadap matahari.
Perubahan waktu terbit dan terbenamnya matahari bukanlah hal aneh, melainkan bagian dari dinamika alami yang selalu terjadi setiap tahun.
Menurut penjelasan dari Astronomical Applications Department US Navy, perbedaan waktu munculnya matahari setiap harinya dipengaruhi oleh rotasi bumi, revolusi bumi mengelilingi matahari, serta kemiringan sumbu bumi sekitar 23,4 derajat.
Orbit bumi sendiri tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan sedikit lonjong (elips). Karena bentuk orbit dan kemiringan poros ini, maka posisi bumi terhadap matahari selalu berubah sepanjang tahun.
Akibatnya, waktu matahari terbit dan terbenam juga ikut bergeser dari hari ke hari.
Selain faktor posisi bumi, terdapat pula perbedaan antara waktu astronomis dan waktu yang digunakan manusia sehari-hari.
Satu hari penuh dalam sistem jam manusia selalu dihitung 24 jam, tetapi secara astronomis, waktu yang dibutuhkan bumi untuk kembali ke posisi yang sama terhadap matahari bisa sedikit lebih panjang atau lebih pendek dari 24 jam.
Itulah sebabnya mengapa pada bulan-bulan tertentu, seperti Oktober hingga November, masyarakat di Indonesia bisa melihat langit sudah terang sejak pukul 5 pagi.
Sebaliknya, pada bulan-bulan lain seperti Juni atau Juli, waktu terbit matahari bisa lebih lambat sehingga suasana masih gelap di jam yang sama.
Dengan kata lain, terang lebih cepat di pagi hari bukanlah hal mistis atau aneh, melainkan konsekuensi alami dari gerak bumi di tata surya.
Pola Perubahan Waktu Terbit dan Terbenam Matahari
Untuk memahami perubahan ini lebih jelas, data dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menunjukkan bahwa waktu terbit dan terbenam matahari di Indonesia terus bergeser secara bertahap sepanjang tahun.
Sebagai contoh, di wilayah Jakarta, berikut perkiraan jadwalnya selama tahun 2025:
Desember 2025: Terbit pukul 05.28–05.41 WIB, terbenam pukul 17.55–18.10 WIB.
Dari data tersebut terlihat bahwa pergeseran waktu terbit matahari bisa mencapai lebih dari 30 menit dalam setahun.
Pergeseran kecil ini cukup untuk membuat perbedaan mencolok antara bulan-bulan tertentu, terutama bagi masyarakat yang terbiasa bangun pagi untuk beraktivitas.
Perubahan waktu terang dan gelap ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Negara-negara yang berada jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Eropa atau Kanada, bahkan mengalami perbedaan ekstrem antara musim panas dan musim dingin.
Pada musim panas, matahari bisa terbit lebih cepat dan baru terbenam menjelang malam hari, sedangkan di musim dingin, matahari terbit jauh lebih siang dan tenggelam lebih awal.
Di beberapa negara, durasi siang dan malam bisa berbeda hingga lebih dari 10 jam antara dua musim tersebut.
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa tidak mengalami perbedaan ekstrem seperti itu, namun pergeseran waktu terang tetap terasa, terutama menjelang akhir tahun ketika posisi matahari bergeser ke selatan.
Demikian penjelasan tentang kenapa jam 5 pagi langit sudah terang.***