SERAYUNEWS- Pengamat Politik Unsoed Purwokerto, Ahmad Sabiq MA meminta institusi TNI-Polri tetap profesional dan netral.
Menurut Ahmad Sabiq, dari perspektif netralitas, TNI dan Polri jangan sampai terlibat dalam politik praktis. Meskipun para kandidat di Pilgub Jateng 2024, memiliki latar belakang di dua institusi tersebut.
PDI Perjuangan mencalonkan Mantan Panglima TNI, Andika Perkasa dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi. Sementara Partai Gerindra kemungkinan mengusung Ahmad Luthfi, Mantan Kapolda Jateng, dan Taj Yasin, Mantan Wakil Gubernur Jateng.
“Netralitas ini menjadi penting karena masyarakat dan media akan mengawasi ketat setiap langkah kedua institusi ini. Ini untuk memastikan tidak ada keberpihakan atau intervensi dalam proses demokrasi,” tegasnya Senin (26/8/2024).
Kepala Laboratorium Ilmu Politik FISIP Unsoed Purwokerto menjelaskan, sejarah reformasi TNI dan Polri menegaskan pentingnya menjaga jarak dari kepentingan politik. Ini untuk memastikan profesionalisme kedua institusi.
“Jika netralitas ini dapat dipertahankan, persaingan antara Andika-Hendrar dan Luthfi-Taj Yasin akan menjadi kontestasi politik yang murni berdasarkan visi dan program. Jadi bukan cuma soal kekuatan jaringan,” ujar dia.
Sebaliknya, jika ada indikasi keterlibatan institusi dalam mendukung salah satu kandidat, hal ini bisa memicu krisis kepercayaan terhadap TNI dan Polri di mata publik.