Purwokerto, serayunews.com
Acara mulai dengan pemutaran sebuah film berjudul Children of Heaven. Berlanjut dengan materi dasar penulisan buku, membuat kerangka karangan, hingga tanya jawab dari project cerita siswa.
Nani Fitriani mengajarkan para siswa untuk berani memulai membuat karya dan menuangkan dalam bentuk tulisan ataupun gambar. Menulis, lanjutnya, bisa mulai dari hal-hal sederhana seperti menuangkan pengalaman atau perasaan sendiri. Hal sederhana sekalipun, jika penyajiannya secara runut dan dengan diksi yang baik, akan menjadi sebuah karya yang enak untuk dibaca.
“Menulis itu sangat penting, salah satunya membuat kita mampu berlajar berpikir logis. Kemudian mengeluarkan ide secara sistematis,” kata Ibu Ani, sapaan Nani Fitriani kemarin.
Baca juga: [insert page=’puhua-market-ajak-siswa-kb-tk-belajar-rupiah-attitude-berbelanja-hingga-kelola-sampah’ display=’link’ inline]
Ibu tiga anak ini juga memaparkan jenis-jenis karya tulisan berdasarkan bentuknya serta kerangka narasi yang bisa ditangkap siswa. Mulai dari rumusan ide ceritanya, membangun tokoh cerita, menggambarkan karakternya, sudut pandang, latar belakang, hingga pesan cerita.
Sementara itu, penggagas terbitnya buku karya siswa Puhua setiap tahun, Yohanes Tri Cahyadi memberikan penjelasannya. Dia mengatakan, para siswa terlihat antusias mengikuti workshop penulisan buku di Art and Craft Room Puhua School. Menurutnya, meningkatkan literasi para siswa sejak dini sangat penting. Sehingga setiap siswa Puhua di jenjang SD didorong memiliki karya buku yang setiap tahunnya terbit dalam kompilasi cerita organik yang berasal dari pemikiran siswa sendiri.
“Sekolah mendorong pembentukan alur pikir, logika, nalaristik, hingga diksi yang membebaskan siswa berkarya tanpa tekanan dan mampu mendorong sisi kreatif mereka dalam bercerita,” jelasnya.