SERAYUNEWS – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Solo turut memberikan pandangan terhadap masa depan Surakarta dan Solo Raya, terutama Kota Solo.
Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah lahan Kota Solo sudah habis. Itu artinya pembangunan untuk berbagai aktivitas industri, public space, dan infrakstruktur kegiatan perekonomian lainnya tidak bisa lagi.
Keterbatasan lahan menjadi masalah penting yang harus diselesaikan agar pertumbuhan ekonomi daerah terus bertumbuh. Ketua Kadin Solo Ferry Septha Indrianto membeberkan jika aglomerasi Solo Raya tidak diterapkan maka Kota Solo akan stagnan.
Padahal saat ini, pertumbuhan ekonomi Kota Solo termasuk tertinggi di Indonesia. Oleh karenanya diperlukan kerja sama dengan wilayah lain untuk saling mendukung perkembangan ekonomi.
Solo Raya ini terdiri dari Kota Solo (Surakarta) dengan daerah penyangga, yakni Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Klaten. Konsep aglomerasi Solo Raya ini terus digaungkan oleh Ferry Septha Indrianto dalam berbagai kesempatan.
Menurutnya, kolaborasi dan sinergi dengan wilayah lain dapat menjadi solusi terbatasnya lahan ini. Pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan di wilayah sekitar Solo seperti Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Boyolali, atau Klaten.
Ketua Kadin Solo itu juga menyampaikan aglomerasi tersebut bertujuan untuk mendorong investasi melalui pemusatan kegiatan ekonomi di wilayah Solo Raya. Hal ini akan memperkuat pembangunan berkelanjutan, perkembangan ekonomi di berbagai wilayah.
Hal ini juga akan menarik para investor bukan hanya di Solo saja tetapi juga daerah penyangga. Kemudian akan semakin bertambah banyak lapangan kerja di Solo Raya.
Aglomerasi mendorong kolaborasi pemerintah daerah dengan pihak-pihak lainnya untuk menciptakan komunikasi, kerja sama, demi menarik investor. Oleh karenanya, ia tidak mau ada satupun daera yang tertinggal.
“Aglomerasi Soloraya ini menjadi solusi yang tepat untuk masalah yang dihadapi Solo saat ini dengan berkolaborasi dengan wilayah lain. Konsepnya tidak ada yang tertinggal,” terang Ferry Septha.
Untuk itu, penting bagi para pemangku kebijakan saling bersinergi untuk bersama-sama memikirkan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan berkelanjutan.
Salah satunya menggarap sektor pariwisata yang menarik para investor maupun wisatawan dari luar Solo.
***