Cilacap, Serayuews.com
Ketua Palang Merah Indonesi (PMI) Cilacap Farid Ma’ruf menyampaikan, pihaknya sedang berupaya mengadakan alat plasma konvalesen untuk pengolahan darah plasma secara otomatis. PMI juga sudah mendapat perintah dari Wakil Bupati untuk mempercepat pengadaan alat tersebut.
“Kemarin kita sudah siap dari UTD (Unit Transfusi Darah) sekitar Rp 750 juta, itu untuk beli alatnya, nanti ada tambahannya lagi sekitar Rp 300 juta, dan alat lainnya total sekitar 1,3 miliar. Kemarin kita dapat informasi dari pusat ada alat yang nganggur, saya sedang minta, Pak Bupati juga sudah berkirim surat ke pusat, dan kita sudah kirim surat ke provinsi, siapa tahu bisa dipakai jadi bisa gratis, namun tetap kita persiapkan anggrannya,” ujar Farid
Menurut Farid yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Cilacap menjelaskan, pengadaan alat apheresis transfusi donor plasma konvalesen bisa dianggarkan dari APBD Cilacap.
Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah PMI Cilacap Yuyung Budiwaskito menjelaskan bahwa saat ini pihaknya baru memiliki alat penyimpanan plasma darah yang bisa bertahan lama.
“Sebenarnya kita punya alat penyimpanan plasma yang bisa disimpan hingga dua tahun, pengencer plasma juga sudah punya. Kita lagi persiapan untuk alat yang apheresis atau satu alat donor tapi otomatis. Sebenarnya hampir sama dengan yang manual, kalo apheresis, donor yang diambil plasmanya, sedangkan yang konvensional diambil semua hanya dipisahkan di luar,” ujarnya
Menurut Yuyung, permintaan donor plasma konvalesen cenderung menurun dibandingkan dengan awal merebaknya Covid-19. Namun beberapa pekan terakhir permintaan kembali meningkat.
“Sudah ada 106 kantong plasma konvalesen (yang didonorkan kepada pasien Covid-19), stok sekitar 14 kantong, namun stok sudah ada yang punya. Dari hasil skrining rata-rata hanya 40 persen yang kita ambil dari sekitar 250 orang eks penyintas Covid-19 atau 120 yang memenuhi syarat,” ujarnya.