SERAYUNEWS – Sahur merupakan waktu yang sangat penting bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.
Selain sebagai bagian dari ibadah, makan sahur juga berperan dalam menjaga energi agar tubuh tetap kuat hingga waktu berbuka.
Oleh karena itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi saat sahur sangat memengaruhi kondisi tubuh sepanjang hari.
Jika tidak berhati-hati dalam memilihnya, sahur justru bisa menimbulkan masalah pencernaan, seperti perut kembung, maag, atau refluks asam.
Salah satu kesalahpahaman saat berpuasa adalah anggapan bahwa makan dalam jumlah besar saat sahur dapat membuat kenyang lebih lama.
Banyak yang berpikir bahwa semakin banyak makanan yang dikonsumsi, semakin kuat pula mereka dalam menjalani puasa.
Namun, faktanya makan berlebihan saat sahur tidak serta-merta membuat tubuh tahan lapar lebih lama. Hal ini karena makanan yang dikonsumsi akan langsung diproses oleh sistem pencernaan.
Meskipun waktu pencernaan bisa berbeda-beda untuk setiap orang, umumnya makanan hanya bertahan di perut dan usus kecil sekitar 6–8 jam, tidak peduli seberapa banyak yang dikonsumsi.
Makanan dan minuman yang mengandung banyak gula memang bisa memberikan rasa kenyang dengan cepat, tetapi efeknya tidak bertahan lama.
Tak lama setelah sahur, tubuh akan kembali merasa lapar dan haus.
Selain itu, konsumsi gula berlebihan dapat mempercepat fermentasi di usus, menyebabkan perut kembung dan ketidaknyamanan.
Makanan manis seperti kue, permen, dan minuman tinggi gula juga bisa meningkatkan rasa lapar lebih cepat di siang hari.
Minum kopi atau teh saat sahur mungkin menjadi kebiasaan bagi sebagian orang. Namun, mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil, yang berisiko menyebabkan dehidrasi sepanjang hari.
Selain itu, kafein juga dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, sehingga meningkatkan risiko gangguan pencernaan.
Sebagai alternatif, pilih minuman yang lebih ramah di lambung, seperti air putih, air kelapa, atau jus buah segar.
Junk food dan makanan olahan memang praktis, tetapi kurang baik dikonsumsi saat sahur.
Jenis makanan ini umumnya cepat dicerna oleh tubuh, sehingga membuat rasa kenyang tidak bertahan lama.
Sebagai gantinya, pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti nasi merah atau roti gandum, agar energi dapat bertahan lebih lama.
Minuman bersoda dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti perut kembung dan rasa tidak nyaman.
Gelembung karbonasi dalam soda juga meningkatkan produksi gas di saluran pencernaan, yang bisa mengganggu sistem pencernaan secara keseluruhan.
Selain itu, minuman bersoda memiliki sifat yang dapat menyerap cairan dalam tubuh. Meskipun dikonsumsi dalam jumlah banyak, tubuh tetap tidak akan terhidrasi dengan baik.
Makanan dan minuman asam, seperti jeruk, tomat, dan minuman berkarbonasi, sebaiknya dihindari saat sahur.
Kandungan asam yang tinggi dapat merangsang produksi asam lambung berlebihan, yang bisa menyebabkan perut terasa perih atau panas, terutama bagi penderita maag atau GERD.
Makanan pedas memang menggugah selera, tetapi mengonsumsinya saat sahur bisa menyebabkan iritasi lambung.
Capsaicin, senyawa yang memberikan rasa pedas pada cabai, dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memicu refluks asam atau sakit maag.
Selain itu, makanan pedas juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada perut, bahkan diare, yang dapat membuat tubuh semakin haus selama puasa.
Oleh karena itu, sebaiknya pilih makanan dengan rasa yang lebih ringan.
Mengetahui makanan dan minuman yang perlu dihindari saat sahur dapat membantu menjaga kesehatan serta energi selama berpuasa.
Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan mencukupi kebutuhan cairan agar puasa berjalan lancar tanpa kendala kesehatan.***