SERAYUNEWS – Musim kemarau panjang, mengancam tanaman para petani di Kabupaten Purbalingga. Mereka harus berjuang keras, untuk mempertahankan tanaman tetap hidup dengan upaya pengairan.
Biasanya, para petani menggunakan mesin atau pompa untuk menyedot air dari sungai. Sementara Riswanto, petani asal Desa Mangunegara Kecamatan Mrebet ini memanfaatkan sepeda motor bebeknya untuk menyedot air.
Dia sedikit memodifikasi sepeda motornya, agar bisa tersambung dengan selang yang di ulur ke lahan pertaniannya. Upaya itu, untuk menyelamatkan tanaman jagung yang beberapa minggu dia tanam agar tidak mati.
“Ini memanfaatkan kipas mesin, kemudian pasang selang, jadi bisa menarik air,” kata dia, Rabu (04/10/2023).
Musim kemarau panjang seperti ini, air memang menjadi barang berharga bagi petani. Apalagi jika lahan mereka sudah terlanjur di tanami tanaman. Menjaga agar tidak sampai tanaman mati, maka perlu perjuangan mendapatkan air.
Riswanto merasa, memanfaatkan mesin sepeda motor untuk menyedot air itu lebih hemat jika dia bandingkan dengan menggunakan mesin pompa air.
“Tambahan biaya untuk perawatan memang ada saat kemarau seperti ini. Maka perlu cermat untuk lebih hemat. Pakai mesin sepeda motor ini lebih hemat biaya,” kata dia.
Riswanto menjelaskan, untuk mengairi lahan 100 ubin, perlu BBM 1 liter. Jika lahannya seluas 400 ubin, makan hanya 4 liter BBM yang dia perlukan. Biayanya akan lebih tinggi, jika dia menggunakan mesin penyedot.
“Untuk mengairi 400 ubin cukup dengan 4 liter BBM, ini lebih hemat,” kata dia.