SERAYUNEWS – Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, mendatangi masyarakat adat Bonokeling, di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.
Kedatangannya ke desa adat tersebut, untuk meminta restu atas penunjukkannya sebagai PJ Bupati Banyumas. Dia berharap, bisa memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat Banyumas.
Setelah meminta restu, Hanung mendapat iket atau penutup kepala dari Tetua Adat Bonokeling sebagai bentuk penghormatan dan restu.
Sebelum sowan ke rumah adat Bonokeling, Hanung terlebih dahulu menggelar slametan dan makan bersama warga di lapangan Tunggul Jati, Desa Pekuncen. Doa bersama di pimpin oleh salah satu tetua adat Bonokeling dan Tokoh Agama Islam di lokasi tersebut.
Acara kemudian berlanjut dengan prosesi Nguyeg Tumpeng, menekan tangan pada tumpeng yang berisi ingkung ayam. Selanjutnya, tumpeng itu di santap bersama.
Usai prosesi, Hanung berkliling ke sejumlah rumah adat oleh Bedogol atau Rama Kiai Kunci yang merupakan Tetua masyarakat Adat Bonokeling.
“Saya berkunjung ke Bonokeling, Desa Pekuncen. Ini wujud Desa Pancasila yang ada di Kabupaten Banyumas. Kami silaturahmi kepada tokoh-tokoh pemuka adat, agama dan tokoh masyarakat di sini. Senang sekali saya bisa bersilaturahmi,” ujar Hanung.
Kunjungannya tersebut, tidak hanya ke Desa Adat Bonokeling saja. Berbagai desa lainnya, juga bakal dia kunjungi untuk bersilaturahmi.
Kiai Mitro, juru bicara masyarakat adat Bonokeling mengungkapkan, iket yang di berikan kepada PJ Bupati Banyumas punya makna filosofi bagi masyarakat Bonokeling. Sebelum menjadi pengikat kepala, iket merupakan selembar kain berbentuk segi empat yang melambangkan sedulur papat lima pancer.
“Setelah di lipat menjadi segitiga, itu adalah nur Muhammad terus Pangeran (Tuhan). Setelah di pakai, itu istilahnya kakang kawah dengan bentuk seperti milik ibu (jalan kelahiran bayi). Pengikat di belakang itu istilahnya wangsul, menandakan bahwa manusia itu di dunia akan wangsul (pulang) kepada sang pencipta,” ujarnya.