SERAYUNEWS– Menteri Pertahanan yang juga sekaligus Presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melanjutkan kunjungan kerjan ke Rusia pada Rabu, 31 Juli 2024.
Dalam kesempatan itu, Prabowo menemui Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Rusia.
Putin menyebut Rusia dan Indonesia mempunyai hubungan yang panjang dan bersahabat selama beberapa dekade. Ia mengatakan, tahun ini merupakan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antar kedua negara.
Ucapan Putin memang bukan sekadar basa-basi politik. Dalam banyak hal Indonesia-Rusia memiliki kedekatan persaudaraan. Tercermin dari banyaknya lagu Indonesia pada era Sukarno yang diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia, seperti lagu “Rayuan Pulau Kelapa” dan “Naik Delman”.
Meminjam lagu lagu berjudul “Kita Bikin Romantis” yang dipopulerkan oleh MALIQ & D’Essentials, kedatangan Prabowo memang membawa misi Kita Bikin Romantis.
Hubungan Indonesia dengan Rusia bukan hanya relasi bisnis antardua negara, melainkan persahabatan erat layaknya dua bersaudara yang telah berlangsung selama sejak tahun 1945.
Dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, Arief Setiawan menilai hubungan persaudaraan kedua negara ini tidak dapat dipisahkan dari relasi Uni Soviet (USSR) dengan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden pertama Indonesia Sukarno tahun 1956.
Saat itu, Uni Soviet membantu Indonesia dalam penyediaan alutsista untuk kepentingan pembebasan Irian Barat serta terkait di bidang pendidikan.
Uni Soviet juga membantu Indonesia dalam pembangunan Stadion Gelora Bung Karno serta Rumah Sakit Persahabatan. Uni Soviet bahkan memberikan Tugu Tani sebagai hadiah untuk Indonesia.
Tahun 1956-1962 adalah puncak dari hubungan intim antara Indonesia dan Uni Soviet. Hal ini tercermin dari eratnya hubungan kedua kepala negara melalui kegiatan saling kunjung.
Bahkan, ketika Bung Karno berpidato di Kremlin tahun 1956, umat Islam di negara itu berbondong-bondong datang karena merasa menjadi bagian dari Indonesia.
Berkat saling berkunjung tersebut, ada kesepakatan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, dan militer.
Misalnya, pencairan bantuan keuangan, pembangunan berbagai proyek, dan pasokan peralatan militer dari Uni Soviet ke Indonesia.
Hubungan keduanya sempat padam pada era Presiden Soeharto karena isu komunisme di Indonesia. Akan tetapi, secara sosial budaya, hubungan Indonesia dengan Uni Soviet tetap terjaga.
Misalnya, masih banyak universitas di Uni Soviet, kala itu, salah satunya MGIMO University (Moscow State Institute International Relations), mengajarkan Bahasa Indonesia di Rusia.
Putin menyambut hangat kedatangan Prabowo. Ini tak lebih merupakan upaya membangun hubungan semakin romantis.
Kita bikin romantis, bikin paling romantis
Bergandeng tangan, bermain angan yang syahdu…
Begitu lirik lagu MALIQ & D’Essentials yang terasa pas membawa Prabowo ke Rusia, karena Putin berikan acungan jempol kepada Prabowo.***(Kalingga Zaman)