Purbalingga, serayunews.com
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan karena bakteri dan menyerang pada bagian paru-paru. Penyakit ini bisa menular melalui percikan di udara. Penyakit TB atau lebih dikenal TBC, bisa memberi dampak ke penyakit lainnya.
Koordinator Jabatan Fungsioal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (JF P2PM) Dinkes Purbalingga, Aji Sumbodo menyampaikan, jumlah orang terduga TB sebanyak 10.203 di tahun 2022. Setelah dilakukan screening terhadap 4.339 orang, didapati sebanyak 1.043 orang terkena TB.
“Pendataan sejak awal sangat perlu dilakukan, kami akan terus berupaya untuk mendata orang tang dimungkinkan terkena TB,” kata Aji Sumbodo.
Enam tahun ke depan, Purbalingga ditargetkan tidak lagi ada kasus penyakit TB atau TBC. Upaya tersebut, tengah dilakukan saat ini. Dinkes gencar mensosialisasikan program Gempur TOSS TB (Gerakan Membara Purbalingga Temukan Obati Sampai Sembuh Penderita TB).
“Saat ini, Kegiatan itu melibatkan 44 Desa di setiap Puskesmas se Purbalingga. Kemudian juga melakukan siaran sosialisasi di radio dan pembuatan spanduk di masing-masing pelayanan kesehatan, serta melakukan rapat lintas sektoral dalam rangka penanganan TB,” kata Sumbodo.
Dihubungi terpisah, dokter spesialis anak dari RSUD R Goeteng Tarunadibrata, dr Adrian Budi Kusuma mengatakan, demi tercapainya target zero TB perlu perjuangan ekstra dan pendataan yang akurat agar bisa dilakukan penanganan dengan cepat.
“Langkahnya dengan melakukan pengobatan sedini mungkin dan minum obat secara teratur,” katanya.
Mengobati TBC, memerlukan waktu yang bervariasi tergantung level sakitnya dan usia penderitanya. Secara umum, bisa disimpulkan pengobatan rutin itu minimal 1 tahun.
Selain pengobatan untuk pencegahan harus dilakukan vaksin BCG untuk mencegah sakit TB, terutama TB berat. Segera bawa anak ke dokter, jika anak yang kontak erat dengan pasien TB paru dewasa harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya sakit TB. Jika sakit TB segera diberikan obat, jika tidak sakit perlu diberi obat pencegahan.
“TB bukan penyakit turunan, namun bisa menular. TB ditularkan salah satunya melalui percikan air ludah. Virus bisa masuk ke pernapasan kita dan ke paru-paru yang akhirnya menyebabkan infeksi dalam tubuh kita, kalau tidak kuat bisa langsung TB,” ujarnya.
Gejala TB pada anak, menurut dr. Adrian, batuk berdahak lebih dari 2 minggu, berat badan tidak mau naik, lemas tidak bertenaga, nafsu maka tidak ada. Jika ada tanda-tanda tersebut, segara dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan rontgen dan pemeriksaan lainnya.
“Jika anak sudah sembuh diharapkan orang tua untuk menjauhkan kemungkinan kontak dengan TB dewasa dikarenakan bisa kumat lagi,” ujarnya
dr. Ardian menegaskan, TB harus segera diobati karena jika dibiarkan akan sangat berbahaya jika daya tahan tubuh sudah menurun.
” TB bisa ke ginjalnya, pasien akan mengalami kejang-kejang dan mengakibatkan ke ektra paru dan bisa berakibat meninggal dunia,” kata dia.